Mari Berusaha, Berdo'a Kemudian Tawakal

Saya Hanya Manusia Biasa

Senin, 03 Juni 2013

TUGAS TERSTRUKTUR ARTI PENTING KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI KELANGSUNGAN KEHIDUPAN DI BUMI

Smangat

TUGAS TERSTRUKTUR
EKOLOGI TANAMAN


ARTI PENTING KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI KELANGSUNGAN KEHIDUPAN DI BUMI


 


Oleh:
 Nama            : Kustam
      NIM              : A1L111053
               Kelas            : Agroteknologi P




KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013



ARTI PENTING KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI KELANGSUNGAN KEHIDUPAN DI BUMI
Oleh : Yudistira Sugandi; Bagus Akbar Q., dan Moch. Ryan A.F.

Pada masa kini pembicaraan mengenai pentingnya pelestarian lingkungan kembali menghangat seiring dengan semakin gencarnya pembicaraan mengenai fenomena pemanasan global. Jika membicarakan tentang pelestarian lingkungan, maka topik yang umum dibicarakan adalah gerakan penghijauan atau gerakan penanaman pohon. Akan tetapi ada hal lain yang sangat penting tapi jarang disinggung, yakni pelestarian keanekaragaman hayati. Ditetapkannya tahun 2010 sebagai tahun keanekaragaman hayati Internasional oleh PBB jelas menandakan bahwa keanekaragaman hayati memiliki peran yang penting bagi kehidupan di Bumi. Penetapan tersebut juga didasarkan pada keadaan keanekaragaman hayati yang semakin terancam akibat berbagai masalah yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari Keanekaragaman Hayati. Akan tetapi kita sering lupa dengan apa yang diberikan oleh alam melalui kekayaan hayatinya. Manusia cenderung tidak harmonis kepada alam hanya demi memenuhi keinginan saja. Kita baru ingat dan mulai peduli dengan alam ketika alam telah melakukan protes dalam bentuk terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan sehingga tidak dapat lagi memberi dukungan bagi kehidupan. Jika Keanekaragaman Hayati tidak seimbang maka dapat menyebabkan terganggunya ekosistem mahkluk hidup. Sebagai contoh adalah pencemaran sungai oleh limbah pabrik tahu. Pencemaran tersebut mengakibatkan ekosistem sungai tercemar dan keanekaragaman hayati seperti ikan dan tumbuhan yang ada di sungai akan mati. Selain itu air sungai menjadi kotor, bau dan tidak jernih.
Keanekaragaman Hayati ialah berbagai jenis mahkluk hidup yang ada di muka bumi ini, maupun yang ada di daratan, lautan dan ditempat lainnya dan terdiri dari hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan semua Gen yang terkandung didalamnya, serta ekosistem yang telah dibentuknya. Keanekaragaman Hayati memiliki berbagai variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat lain yang terlihat pada perkumpulan mahkluk, yaitu keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem1.
  1. Keanekaragaman Jenis
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua di Dunia setalah Brazil. Dan karena tingginya Keanekaragaman Hayati yang dimiliki oleh Indonesia maka Indonesia dijuluki sebagai Gudang Botani Dunia dan Negara Mega Biodiversity. Dari Banyaknya jenis flora di Indonesia, ada beberapa jenis flora yang telah dimanfaatkan. Menurut Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ada lebih dari 940 Spesies tumbuhan liar sebagai bahan tanaman obat tradisional maupun modern, 100 spesies tumbuhan sebagai sumber karbohidrat, tidak kurang dari 100 spesies kacang-kacangan, 450 spesies buah-buahan, serta 250 spesies sayur termasuk jamur yang menjadi makanan masyarakat sehari-hari. Ternyata ada juga 56 spesies bambu dan 150 spesies rotan yang dapat memberikan manfaat untuk pendapatan ekonomi2. Berikut adalah taksiran jumlah spesies kelompok utama mahkluk hidup di Indonesia, yakni3 : Hewan Menyusui sebanyak 300 spesies; Burung sebanyak 7500 spesies; Reptil sebanyak 2000 spesies; Tumbuhan Biji sebanyak 25.000 spesies;Tumbuhan Paku-pakuan sebanyak 1250 spesies; Lumut sebanyak 7500 spesies; Ganggang sebanyak 7800 spesies; Jamur sebanyak 72.000 spesies; Bakteri dan ganggang hijau biru sebanyak 300 spesies.

  1. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem ialah satu kesatuan komponen dan interaksi antar mahkluk hidup dengan lingkungannya. Dan didalam ekosistem terdapat 2 komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik4.
  1. Komponen Biotik
Komponen Biotik ialah berbagai jenis mahluk hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem,seperti hewan, tumbuhan, dan manusia. Secara garis besar komponen biotik dibagi menjadi 3 yaitu produsen, konsumen dan pengurai.
  1. Komponen abiotik
Komponen abiotik ialah berbagai jenis mahkluk mati seperti batu, cahaya, suhu, iklim dan sebagainya.
  1. Keanekaragaman Gen
Gen ialah faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup dan berfungsi mengendalikan sifat atau karakter. Di antara jenis juga bisa terjadi perbedaan Gen, seperti perbedaan antara kelapa yang biasa dengan kelapa kopyor dan mangga gadung yang manis dengan yang masam.
Keanekaragaman hayati mempunyai berbagai manfaat, yakni sebagai berikut:
  1. Sumber pangan, papan, sandang dan obat-obatan.
Contoh : Daging ayam dan daging sapi yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan, batang pohon jati yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan rumah, pohon kapas sebagai sumber sandang, dan daun pepaya yang digunakan untuk mengobati diare.

  1. Lahan Penelitian dan Pengembangan Ilmu,
Suaka marga satwa dan cagar alam dapat digunakan sebagai tempat pendidikan dan penelitian, karena dari tempat tersebut kita dapat mengetahui berbagai informasi atau pengetahuan mengenai aneka ragam flora dan fauna.
  1. Sarana Peningkatkan Nilai Budaya.
Yang dimaksud nilai budaya ialah hasil karya seseorang yang berasal dari kekhasan keanekaragaman hayati. Contohnya adalah bentuk sayap dan cara terbang burung yang memberikan inspirasi dalam penemuan pesawat terbang.
  1. Sumber Plasma Nutfah
Plasma Nutfah ialah sifat-sifat unggul pada hewan, tumbuhan dan mikroba dan bersumber dihutan. 5 Akan tetapi dari hewan, tumbuhan, dan mikroba tersebut ada yang belum diketahui fungsinya. Namun, walaupun belum diketahui fungsinya kita jangan memusnahkannya karena mungkin saja didalamnya terkandung suatu zat yang berperan penting bagi kehidupan.
  1. Sumber Pendapatan
Yang dimaksud sumber pendapatan yaitu pemanfaatan suatu bagian tertentu pada flora dan fauna yang dapat dijual dan hasilnya digunakan sebagai sumber pendapatan. Contoh : kayu gaharu yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik.
  1. Sarana Rekreasi
Melimpahnya Keanekaragaman hayati akan menjadikan suatu kawasan memiliki pemandangan yang indah, sehingga kawasan tersebut dapat dikembangkan sebagai kawasan ekoturisme (wisata alam).

  1. Penunjang Keberlanjutan Ekosistem
Keanekaragaman Hayati yang tinggi akan memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman hayati yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Sebagai contoh adalah peran Orang Utan sebagai penyebar biji. Menurut penelitian Dr. Birute Galdikas, di Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan diketahui jika Orang Utan di Kalimantan memakan kira – kira 200 jenis buah – buahan dan menjadi perantara penting bagi penyebaran 70 persen jenis tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi penting.6 Dengan demikian dapat disimpulkan jika keberadaan Orang Utan di Kalimantan musnah maka kondisi keanekaragaman hayatinya, khususnya tumbuhan juga terancam punah.
  1. Sumber Energi
Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia terutama pada era industri saat ini. Keanekaragaman hayati ternyata juga mempunyai peran penting dalam penyediaan energi bagi kehidupan manusia. Sebagaimana kita ketahui sumber energi yang berupa minyak dan gas (Migas) berasal dari fosil – fosil hewan dan tumbuhan yang tertimbun di dalam tanah selama jutaan tahun. Selain itu juga telah diketahui jika pohon jarak dengan melalui proses pengolahan tertentu ternyata dapat menghasilkan minyak yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar .

Walau berperan penting bagi keberlangsungan kehidupan di bumi, namun terdapat berbagai masalah yang dapat menurunkan tingkat keanekaragaman hayati. Masalah-masalah tersebut ialah :
  1. Ledakan Penduduk
Ledakan penduduk dapat menyebabkan berkurangnya habitat alami keanekaragaman hayati. Karena banyaknya orang yang membangun rumah atau bangunan lainnya dengan mengorbankan habitat alami hewan maupun tumbuhan. Hal tersebut dapat merugikan kehidupan semua mahkluk hidup.
  1. Penebangan hutan secara liar
Jika pohon – pohon di hutan terus menerus ditebang secara liar maka mengakibatkan spesies tumbuh-tumbuhan dan spesies hewan akan berkurang dan juga menyebabkan suhu dibumi menjadi naik dan polusi udara tidak tersaring lagi. Penebangan hutan secara liar juga menyebabkan semakin berkurangnya lahan habitat alami dari keanekaragaman hayati serta merusak keseimbangan rantai makanan makhluk hidup. Jika hal tersebut dibiarkan terus – menerus maka dapat menyebabkan kepunahan dari keanekaragaman hayati, khususnya yang hidup liar di habitat alami.
  1. Polusi Udara
Pada zaman sekarang banyak sekali polusi udara yang berasal dari asap pabrik dan asap kendaraan bermotor. Polusi udara ini dapat menyebabkan pemanasan Global karena menipisnya lapisan ozon dibumi ini. Dan akibatnya suhu di Bumi akan naik menjadi lebih panas. Kondisi tersebut dapat menyebabkan spesies hewan dan tumbuhan yang tidak tahan dengan kenaikan suhu ini akan mati.
  1. Limbah industri dan juga rumah tangga yang dibuang ke daerah perairan tanpa diolah terlebih dahulu serta penggunaan pupuk buatan yang berasal dari berbagai bahan kimia. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air dan juga pencemaran tanah.

  1. Pengambilan bagian tertentu yang bernilai guna tinggi yang terdapat pada jenis fauna tertentu dengan cara memusnahkannya. Contoh : Pengambilan gading gajah yang dimanfaatkan sebagai hiasan dinding yang bernilai harga tinggi, kulit harimau dan kulit buaya yang dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan tas dan dompet yang bernilai harga tinggi.
  2. Hanya memilih tanaman-tanaman yang unggul misalnya mangga gadung, durian montong dan jambu bangkok serta menghilangkan tumbuhan yang tidak unggul misalnya mangga golek, timun emas.
Dan dari masalah keanekaragaman hayati tersebut maka akan terjadi penurunan keanekaragaman hayati dan akhirnya akan merugikan manusia lagi. Dan akibat dari penurunan keanekaragaman hayati ialah sebagai berikut :
  1. Akibat dari penebangan hutan secara liar dan besar-besaran yaitu terjadi banjir, erosi, berkurangnya sumber air bersih dan tanah longsor
  2. Hewan - hewan seperti gajah dan kera akan menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin menyempit.
  3. Berkurangnya lahan pertanian akibat berkurangnya salah satu konsumen dalam rantai makanan, Dan dari hal tersebut akan terjadi kerusakan ekosistem sawah dan mengancam produksi pertanian untuk kebutuhan masyarakat. Contoh : Perburuan terhadap ular yang mengakibatkan populasi ular menjadi sedikit. Dengan hal tersebut maka populasi tikus akan bertambah dan akan merusak lahan pertanian milik petani.
Terhadap berbagai permasalahan yang mengancam kelangsungan keanekaragaman hayati perlu segera diberikan solusi untuk menanggulanginya. Berikut adalah solusi yang kami berikan :
  1. Memperluas dan menambahkan beranekaragam tanaman pada taman kota agar tanaman tersebut dapat menyaring udara yang tercemar yang ada disekelilingnya.

  1. Penyediaan sistem transportasi yang ramah lingkungan
Penyediaan sistem transportasi ini antara lain meliputi penyediaan bis sekolah, angkutan umum, pembuatan jalur khusus sepeda, dan juga kendaraan bermotor ramah lingkungan. Tujuan penyediaan sistem transportasi ini ialah untuk mengurangi polusi udara, melindungi lapisan ozon dan menjaga kestabilan suhu bumi sehingga keanekaragaman hayati tetap terjaga.
  1. Konservasi in situ dan ex situ
Konservasi in situ ialah pelestarian keanekaragaman hayati pada habitat aslinya seperti komodo yang dilestarikan di pulau komodo di NTT.
Konservasi ex situ ialah pelestarian keanekaragaman hayati diluar habitat aslinya, seperti pelestarian di kebun binatang, taman safari, dan bank tumbuhan. Bank tumbuhan ialah suatu tempat yang dibuat agar dapat mengembangkan suatu varietas baru tanaman pangan dan juga tempat untuk melestarikan tumbuhan dengan menyimpan bijinya atau benihnya.
  1. Pembuatan taman khusus yang berisi aneka ragam spesies tumbuhan
Yang dimaksud ialah pembuatan sebuah taman yang khususnya berisi beraneka ragam jenis flora, dengan tujuan agar spesies dari flora tidak mengalami kepunahan.
  1. Pelaksanaan KB (Keluarga Berencana) dan program transmigrasi
Dengan pengendalian pertumbuhan penduduk melalui program KB (Keluarga Berencana) dan pemerataan persebaran penduduk melalui program transmigrasi, maka diharapkan hilangnya ekosistem untuk pemukiman penduduk dan juga untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi penduduk dapat dikurangi seminimal mungkin. Dengan demikian daya dukung lingkungan terhadap kehidupan menjadi lebih maksimal.

  1. Melakukan penelitian terhadap tanaman atau hewan. Penelitian ini bertujuan mencari fungsi dari hewan dan tumbuhan yang belum diketahui dan bisa saja fungsi dari hewan dan tumbuhan tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
  2. Melakukan penghijauan, yaitu menanam beberapa spesies tumbuhan agar spesies tumbuhan tidak punah. Tetapi dalam penghijauan ada hal penting selain menanam, yaitu merawat tanaman yang telah ditanam agar tidak rusak.
  3. Menggalakkan program tebang pilih tanam agar pohon yang telah ditebangi dapat tumbuh lagi. Selain itu juga perlu dilakukan peningkatan pengawasan terhadap penebangan liar, agar tidak ada orang yang menebangi pohon secara besar - besaran.
  4. Perluasan hutan lindung dan taman nasional, hal ini dilakukan agar fungsi hutan sebagai tempat penyerapan air, pencegah erosi dan tanah longsor, serta tempat perlindungan flora dan fauna dapat berjalan dengan lancar.
  5. Melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap limbah yang akan dibuang ke sungai dan perairan lainnya agar daerah perairan tersebut tidak tercemar oleh limbah-limbah yang mengandung racun. Akan tetapi yang lebih baik adalah menghindari tindakan pembuangan limbah ke lingkungan perairan atau lingkungan hidup lainnya.
  6. Ekoturisme
Ekoturisme merupakan kegiatan wisata yang dilaksanakan di alam bebas yang kondisinya masih alami. Ekoturisme dapat membantu menyelamatkan habitat – habitat alam yang mulai hilang di dunia ini, dengan cara memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai tempat wisata seperti taman nasional dan cagar alam. Dari ekoturisme tersebut dapat dihasilkan dana yang dapat digunakan untuk konservasi alam dan juga dapat memberikan pemasukan pada Negara. Namun pelaksanaan ekoturisme harus dilakukan tanpa menimbulkan kerusakan pada habitat alami serta tidak boleh menimbulkan perubahan perilaku alamiah hewan.
  1. Penggalian kembali pengetahuan tradisional yang berkaitan dengan konservasi alam dan pemeliharaan lingkungan hidup.
Penggalian pengetahuan tradisional ini menjadi penting untuk dilakukan dan dikembangkan karena didalamnya terkandung ajaran untuk memanfaatkan alam sesuai dengan kebutuhan hidup yang diperlukan. Dengan demikian penggalian pengetahuan tradisional tersebut merupakan salah satu cara kita untuk menjaga lingkungan dan khususnya mencegah kegiatan eksploitasi keanekaragaman hayati secara berlebihan.
  1. Pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan secara konsisten.
Pembangunan berwawasan lingkungan secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan pembangunan yang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Dengan melaksanakan pembangunan berwawsan lingkungan diharapkan agar pembangunan dapat tetap berjalan dan lingkungan hidup tetap lestari, sehingga generasi masa depan tetap dapat memperoleh manfaat dari lingkungan hidup
  1. Pembentukan Kelompok Siswa Peduli Lingkungan.
Pembentukan kelompok ini dapat dilakukan pada setiap sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA. Kelompok ini kegiatan utamanya berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan peduli lingkungan hidup dan juga mempromosikan mengenai pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan di Bumi. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan antara lain adalah : melakukan gerakan pemunggutan sampah yang bertujuan agar memotivasi siswa untuk tidak ragu – ragu memunggut sampah jika menemukannya di jalan, melakukan pemilahan sampah di sekolah, mengadakan lomba penghijauan kelas dan mempromosikan pentingnya keanekaragaman hayati melalui media majalah dinding sekolah.
Jadi, kita harus melestarikan keanekaragaman hayati karena keanekaragaman hayati memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Marilah kita melestarikan keanekaragaman hayati untuk menyelamatkan masa depan Bumi kita. Ayo Kawan ! Kita lestarikan keanekaragaman hayati.
1 Tim Penulis. Biologi 1 Kelas X SMA. ROSDA, 2004, hal. 15
2 Fachruddin M. Mangunjaya. Hidup Harmonis dengan Alam. Yayasan Obor Indonesia. 2006, hal. 5
3 Diah Aryulina, dkk. Biologi SMA/MA Kelas X. ESIS. 2007
4 Agung Wijaya. Biologi VII untuk SMP dan MTs, Grasindo, 2008, hlm. 101-104.
5 Istamar Syamsuri. Biologi SMU jilid 1A, Erlangga
6 Fachruddin M. Mangunjaya. Hidup Harmonis dengan Alam. Yayasan Obor Indonesia. 2006. Halaman 69 – 70.
http://kakgilang.multiply.com/journal
hal iA ,k n _ 0^ kan penangkar benih pada waktu melakukan roguing, karena perbedaan kadang-kadang sangat sedikit dan sukar dipilih sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya polusi kromosom. Seringkali hal itu dapat menjadi sumber penyakit.
3.         Untuk menentukan apakah presentase kemurnian benih dapat melampaui  syarat yang ditentukan oleh peraturan pemerintah untuk kelas benih tertentu sehingga benih tersebut dapat memperoleh sertifikat.



BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
1.     Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih.
2.     Pengujian kemurnian benih merupakan suatu proses atau kegiatan yang berfungsi untuk menelaah kepositifan fisik komponen – komponen pada benih.
3.      Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari suatu jenisatau kelompokbenih. Data dan informasi mengenai benih yangdiuji tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Hal ini dilandasi oleh kerena konsumen dapatmemperoleh keterjaminan mengenai benih yang akan digunakan.

B.     Saran
  1. Kriteria benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih harus ditentukan dengan jelas. Apabila kriteria tidak ditentukan dengan jelas maka akan terjadi kesalahan pada proses seleksi dan akan mempengaruhi hasil dari uji kemurnian fisik benih
  2. Proses seleksi pada benih berukura kecil sangat sulit. Apabila contoh kirim yang ditetapkan terlalu banyak akan menyita banyak waktu pada proses seleksi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2003. Benih Padi-Bagian 1: Kelas Benih Penjenis. http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/view.php?file=STANDARD-MUTU/Standard-Nasional-indonesia/SNI_Horti/Benih/Old/SNI+01-233.4-2000.pdf&folder=MUTU-STANDARDISASI. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.
Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih Rajawali. Jakarta.
Kamil, J. 1986. TEKNOLOGI BENIH 1 cetakan ke 10. Angkasa Raya, Padang.
Kartasapoetra, A.G. 1992. Teknologi Benih: Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta, Jakarta.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.
Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih cetakan ke empat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


Man jadda wajada: PENETAPAN BAHAN ORGANIK TANAH

Man jadda wajada: PENETAPAN BAHAN ORGANIK TANAH: Smangat PENETAPAN BAHAN ORGANIK TANAH BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Bahan organic merupakan akumulasi dari sisa tanaman dan ... Smangat

Laporan praktikum Pengujian Kemurnian Benih

Smangat

Acara I
Pengujian Kemurnian Benih


 

 





Oleh:
     Nama          : Kustam
           NIM            : A1L111053
                   Kelas           : Agroteknologi P




KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013






BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
      Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk melakukan pengujian benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
      Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi diperlukan karena walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun pada umumnya benih bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan benih bermutu rendah. Oleh sebab itu usaha pengembangan dan pengadaan benih bermutu tinggi sangat penting dan harus sampai pada petani tepat pada waktu yang dibutuhkan. Selain itu pemakaian benih bermutu tinggi adalah cara yang paling mudah diantara sekian banyak teknik-teknik untuk meningkatkan hasil tanaman.
      Pengujian benih ini dilakukan untuk menetapkan nilai setiap contoh benih yang diuji sehingga akan diketahui bagaimana keadaan faktor kualitas benihnya. Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, gaya berkecambah atau daya tumbuh benih. Ternyata usaha pengujian benih ini telah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang kita, walaupun hasilnya kurang memuaskan tetapi berhasil menyelamatkan usaha taninya. Pengujian yang mereka laksanakan biasanya menggunakan perasaan, melihat, meraba, mencium, dan menggigit benih-benih tersebut, dengan patokan-patokan tradisional. Hasil dari usaha pengujian-pengujian benih yang mereka lakukan adalah mereka dapat mempertahankan kelangsungan usaha taninya, serta mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dalam jangka waktu panjang (beratus-ratus tahun).
B.  Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan pengujian kemurnian benih secara fisik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Di Indonesia telah ada peraturan pemerintah tentang pelaksanaan pengujian kualitas benih. Peraturan inilah yang kemudian menjadi acuan bagi pihak manapun yang melakukan pengujian benih dan ingin hasil dari pengujiannya mendapatkan pengakuan secara nasional. Peraturan pemerintah tersebut adalah (Badan Standardisasi Nasional, 2003):
1.    Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1995 tentang perbenihan.
2.    Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang standardisasi nasional.
3.    Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 170/Kpts/OT.210/3/2002 tentang pelaksanaan Standardisasi Nasional di bidang pertanian.
4.    Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 803/Kpts/OT.210/7/1997 tentang sertifikasi dan pengawasan mutu benih bina.
Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor fisik. Menurut Kartasapoetra (1992), faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari varietas-varietas yang memiliki genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik adalah benih bermutu tinggi dengan kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebasa dari kotoran dan benih rerumputan serat bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air benih yang rendah (Kamil, 1986).
Menurut Kamil (1986) program pengembangan perbenihan yang terarah pada dasarnya harus diarahkan kepada dua bidang, yaitu :
1.    Pengadaan dan pengaturan penyaluran benih bermutu tinggi yang murni sifat genetiknya dan tepat waktunya sampai pada petani dengan jumlah yang cukup sehingga kebutuhan petani akan benih unggul dapat terpenuhi.
2.    Pengontrolan dan meningkatkan mutu (quality control) dan kemurnian hasil (benih).
Jika hasil pengujian kemurnian benih menunjukan persentase yang tinggi sekali, maka working sample untuk pengujian kadar air dan viabilitas benih dapat diambilkan dari submited sample (Kuswanto, 1997).
Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984)
Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran. (Kartasapoetra, 1986)
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud. (Justice, 1990)
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984)


















BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Bahan
Bahan yang digunakan, antara lain: biji kedelai. Alat yang digunakan, antara lain: timbangan analitik, pinset, petridish, kertas, kalkulator, magnifier, alat tulis, dan lembar pengamatan.

B.  Prosedur kerja
1.        Diambil contoh kerja dari benih yangada dengan cara pengurangan dengan memakai pembagi benih sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan dan ditimbang.
2.        Disediakan alat-alat yang diperlukan.
3.        Diperiksalah contoj kerja sedikit demi sedikit di atas meja pemurnian dengan teliti (diingat waktu identifikasi biji) dan dipisahkan ke dalam komponen-komponen: benih murni, biji tanaman atau varietas lain, biji gulma, dan kotoran benih.
4.        Dihitung persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat contoh benih. Persentase benih murni adalah = 100% – jumlah presentase komponen – komponen)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
ACARA 1.PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH
Berat perlakuan
persentase
VL(gr)
KB(gr)
BM (%)
UL (%)
Kb (%)
7,1
1,1
72,57
23,74
3,8

Pengamatan ( 1 minggu ) / di foto
Tinggi tanaman
Jumlah daun
Warna daun
Kecepatan berkecambah

Persentase perkecambahan
%VL = berat VL x 100% = 7,1 x 100% = 23,74%
           Jumlah total              29,9
%KB = berat KB x 100% = 1,1 x 100% = 3,68%
             Jumlah total            29,9

%BM = berat BM x 100% = 21,7 x 100% = 72,57%
             Jumlah total               29,9

Jumlah total persentase perkecambahan 3,68% + 23,74% + 72,57% = 99,99%


B.     Pembahasan
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. ( Sutopo, 1998): 1) benih murni, 2) varietas lain, 3) kotoran benih
Benih murni
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupaka jenis/spesies yang sedang diuji. Termasuk dalam kategori:
a.    Benih masak dan utuh
b.    Benih yang berukuran kecil, mengkerut dan tidak masak
c.    Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d.   Pecahan/potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam spesies yang dimaksud
e.    Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

Benih Tanaman Lain
      Yang termasuk benih tanaman lain adalah benih jenis lain yang ikut tercampur dalam contoh & tidak dimaksudkan untuk diuji. Dalam hal ini beenih tanaman/varietas lain adalah benih dari semua dan/atau varietas tanaman pertanian yang tidak termasuk atau jenis varietas yang namanya tercantum pada label kemasan.

Kotoran Benih
       Kotoran benih adalah benih dan bagian dari benih serta bahan/material lain yang ukan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Dalam hal ini termasuk benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga, pecahan benih ≤ ½ ukuran normal, cangkang benih, kulit benih, sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai dan lain-lain.
Menurut Kuswanto (1997) prosedur pengujian kemurnian benih adalah sebagai berikut: 1. pengambilan working sample; 2. penimbangan working sample; 3. komponen-komponen yang ada dipisahkan; 4. timbang masing-masing komponen; 5. masing-masing komponen dihitung dalam persen kecuali pure pellet; dan 6. komponen-komponen yang ada diidentifikasi dan diberi tanda. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan pada praktikum yang telah dilaksanakan.
Description: image002













Gb. Skema analisis pengujian kemurnian benih
Analisa kemurnian benih mengharuskan pemisahan menjadi empat komponen sebagai berikut: benih murni, benih varietas lain, dan kotoran benih. Tujuan dari uji kemurnian benih adalah (Kuswanto,1997)
1.         Melindungi konsumen dan memberikan informasi kepada konsumen tentang komposisi benih. Pengguna benih tentunya menginginkan agar benih yang dibelinya adalah benar-benar benih dengan sifat yang sesuai dengan yang tercantum pada sertifikatnya. Kesesuaian ini sangat penting karena dapat mempengaruhi jumlah benih yang dibutuhkan, keragaman tanaman di lahan, pengelolaan dan kualitas hasil panen. Selain itu, konsumen pengguna benih perlu mengetahui apa saja yang tercampur dalam benih yang akan dipakai untuk usaha taninya.
2.         Mengetahui macam spesies atau varietas lain yang tercampur dalam benih. Jika benih tercampur dengan  biji dari spesies yang sama tetapi varietasnya berbeda maka hal itu akan menyulitkan penangkar benih pada waktu melakukan roguing, karena perbedaan kadang-kadang sangat sedikit dan sukar dipilih sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya polusi kromosom. Seringkali hal itu dapat menjadi sumber penyakit.
3.         Untuk menentukan apakah presentase kemurnian benih dapat melampaui  syarat yang ditentukan oleh peraturan pemerintah untuk kelas benih tertentu sehingga benih tersebut dapat memperoleh sertifikat.



BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
1.     Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih.
2.     Pengujian kemurnian benih merupakan suatu proses atau kegiatan yang berfungsi untuk menelaah kepositifan fisik komponen – komponen pada benih.
3.      Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari suatu jenisatau kelompokbenih. Data dan informasi mengenai benih yangdiuji tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Hal ini dilandasi oleh kerena konsumen dapatmemperoleh keterjaminan mengenai benih yang akan digunakan.

B.     Saran
  1. Kriteria benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih harus ditentukan dengan jelas. Apabila kriteria tidak ditentukan dengan jelas maka akan terjadi kesalahan pada proses seleksi dan akan mempengaruhi hasil dari uji kemurnian fisik benih
  2. Proses seleksi pada benih berukura kecil sangat sulit. Apabila contoh kirim yang ditetapkan terlalu banyak akan menyita banyak waktu pada proses seleksi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2003. Benih Padi-Bagian 1: Kelas Benih Penjenis. http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/view.php?file=STANDARD-MUTU/Standard-Nasional-indonesia/SNI_Horti/Benih/Old/SNI+01-233.4-2000.pdf&folder=MUTU-STANDARDISASI. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.
Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih Rajawali. Jakarta.
Kamil, J. 1986. TEKNOLOGI BENIH 1 cetakan ke 10. Angkasa Raya, Padang.
Kartasapoetra, A.G. 1992. Teknologi Benih: Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta, Jakarta.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.
Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih cetakan ke empat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.