Mari Berusaha, Berdo'a Kemudian Tawakal

Saya Hanya Manusia Biasa

Kamis, 27 Juli 2017

Kehidupan dalam kata

Semoga bermanfaat, saling mengingatkan antar sesama. Terima kasih

Alat-alat Klimatologi

Smangat

alat-alat klimatologi
Menentukan iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi. Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun.
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun pepohonan. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan pengumpulan data.
Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah: radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin.
RADIASI
Alat ukur radiasi umumnya dua tipe:
1) pengukur jumlah energi radiasi (Cal/cm2/waktu)
2) pengukur lamanya penyinaran surya (jam).
Tipe pertama contohnya :
Aktinograf
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg36tqDgm48z8eoQ8vucsp-HEsD41cwjWCRJyJIc_5NsCDBYQEtjNV3DRTLDVpgxjQwpYL6xBw8ojpslUWZLCMeviWgaecsDmduQFdTYsHWTjs7jfrxgxQcA5q5u_0z_ZDobyyFUTs_Y05o/s200/aktinograf.JPGBerperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi surya. Panas karena radiasi yang diserap ini membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding radiasi yang diterima sensor. Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari.
Gun Bellani
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9tPJQWwC3KBFrU2-0p96LFJIi5GrwKIMlC89Aaon7gXx5_Bs-HQifeNmAUBSW4_sFF9KKxQYcQT-Hg-rRheXmxFNfmKW10mre3kTzEiR2T62Lm4rrN7_K7qeSmyl7chx93uUKEfumw0ED/s200/gunn+bellani.jpgPrinsip alat adalah menangkap radiasi pada benda berbentuk bola sensor. Panas yang timbul akan menguapkan zat cair dalam bola hitam. Ruang uap zat cair berhubungan dengan tabung kondensasi. Uap zat cair yang timbul akan dikondensasi dalam tabung berbentuk buret yang berskala. Banyaknya air kondensasi sebanding dengan radiasi surya diterima oleh sensor dalam sehari. Pengukuran dilakukan sekali dalam 24 jam, yaitu pada pagi hari dibandingkan dengan alat yang pertama hasilnya lebih kasar.
Campbell Stokes
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGj0oD3wKOZf-Ot7bgkKoHq8qCFeCp7w5-a7y01c0EaqtaBNC2lBXzNpqlKLkTovBoUuGNBgA9dxZzVx4UtO1Rbx1VpCcFq3gBMpDzmJt94Gukx9eeY4gaIUxQYSWpwk00JMTKnKoWbSND/s200/campbell-stokes.jpgPrinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya. Hanya pada keadaan matahari terang saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lama penyinaran surya terang.
Pias ditaruh pada titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah terbakar kecuali pada titik api lensa.
Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur matahari terbit dan ke barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari. Ada 3 tipe pias yang digunakan pada alat yang sama:
* Pias waktu matahari di ekuator
* Pias waktu matahari di utara
* Pias waktu matahari di selatan
SUHU
Setiap benda yang perubahan bentuknya sebagai fungsi dari suhu dapat digunakan sebagai thermometer. Perubahan bentuk ini akibat pemuaian thermal. Pada umumnya yang dipakai dalam instrumen klimatologi adalah air raksa dalam tabung kapiler gelas.
Termometer Maksimum
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCEpkF1yBiXdrICcN4SsVUEHNC98F5vK5nbdEck8c2-zSuJi4vuJ0huNUm_wUyGPPoP72_5qlgbOyJ6voK-Y5_cAmvoskc8QlcnGrz2OSmDCznSs5Qby_5HjT68iuCub7QAqmkAijGLw0o/s200/liquid_thermometer.jpgCiri khas dari termometer ini adalah terdapat penyempitan pada pipa kapiler di dekat reservoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini pada suhu naik dan pada suhu turun air raksa tak bisa kembali ke reservoir, sehingga air raksa tetap berada posisi sama dengan suhu tertinggi. Setelah dibaca posisi ujung air raksa tertinggi, air raksa dapat dikembalikan ke reservoir dengan perlakuan khusus (diayun-ayunkan). Termometer maksimum diletakkan pada posisi hampir mendatar, agar mudah terjadi pemuaian . Pengamatan sekali dalam 24 jam.
Termometer minimum
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWPhhZrG1RNfqSKtiPKQmAEiZwGitOW6KqEaS4yjBIhPr2XNl_25eP1C9iy0dE-jeW7iK9UYdn8Oz7zPfkqVV2Nm39rLBfQ2Z_lmrwNLrt0U6p0pY19N_urAiOc6fTEtiF8ODPtcVA-Niw/s200/Grass+Minimum+Thermometer.jpgMengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat cair dalam kapiler gelas adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai atau menyusut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong ke bawah pada suhu rendah oleh tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu naik alkohol memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu terendah.
Setelah ujung indeks yang dekat miniskus alkohol dibaca dan dicatat, dengan perlakuan khusus indeks dikembalikan mendekati miniskus alkohol. Posisi termometer pada waktu mengukur hampir sama dengan termometer maksimum yaitu agak mendatar. Perlu diperhatikan bahwa kapiler alkohol harus dalam keadaan bersambung, tidak boleh terputus-putus. Bila kapiler alkohol terputus, termometer tidak boleh lagi dipakai sebagai alat pengukur suhu, harus dibetulkan terlebih dahulu, Pengamatan sekali dalam 24 jam.
Termometer biasa
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilan7xuNlBNMG9Ifne-UO0ud_L8DMTSZw7CbgK1K2uJhF0-lfgdZaIRTE7teRRXQc6USYhi4sraWpBaJeadZxY-1WRZ9wiUKAnGAfxPkkucCOglEY9SemwZ7UZFtZ1eYT6Ui1zZA2qskP6/s200/termosangkar+.jpgMengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa. Umumnya termometer ini disebut termometer bola kering yang dipasang berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur suhu udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari bumi. Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran suhu udara.
Termometer tanah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSpTuJypbOeVbAjfriWqsP4mqMPGAFNJm5fCOoNKJdr8Zz9ilxazPfBDqxNWKSDv8DYLdj8gX4mcmnajVi8_wuwZrNKgVCIYqL9key8tdIPGgnvHdWSOaMV1EmI1pFlU_F6ubIBLF1ncHZ/s200/soiltm.gifPrinsipnya hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk dan panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu udara. Perubahannya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar daripada udara.
Suhu tanah yang diukur umumnya pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Macam alat disesuaikan dengan kedalaman yang akan diukur. Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm bentuknya berbeda dengan kedalaman lain. Termometer berada dalam tabung gelas yang berisi parafin, kemudian tabung diikat dengan rantai lalu diturunkan dalam selongsong tabung logam ke dalam tanah sampai kedalaman 50 cm atau 100 cm. Pembacaan dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung logam, kemudian dibaca. Adanya parafin memperlambat perubahan suhu ketika termometer terbaca di udara. Termometer tanah pada kedua kedalaman ini bila meruapakan suatu kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah, mudah sekali patah apabila tanah bergerak turun atau pecah karena kekeringan.
KELEMBAPAN
Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara. Pada umumnya alat yang digunakan adalah psikrometer. Alat ini terdiri dari dua termometer yang disebut termometer bola basah dan termometer bola kering. Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah sensor rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur kelembapan udara tipe ini disebut higrometer.
Termohigrograf
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilA2lIjy_yiKLWDDVV79K75qpmxpVxyIHyG3V6dkYmfTwb3jr2UEOenurRqAlmKeYYJM4dnUPZDTnh9tljwXPQ0O4Prhc2fPETf10ySrQcEzc2odmarATNKkr6_d223x7xD6jrmPvjs0Nu/s200/termohidrograf.jpgMenggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke saat tertentu.
Psikrometer standar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMUjWwpDfTb-yIGue0ZqDzymiliP40UDoahbOJKZjoSSGIcDlfZGKTld3MX-QTQatZ3w8_TyrJDQ5u_zUrK3psfZq_a4UKa91peL4DiQogQX8ZyeH-kR_u3SrYA5xIWq0y1w0ayHTr9DSy/s200/Psychrometer.preview.JPGAlat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta hujan.
CURAH HUJAN
Alat pengukur hujan, mengukur tinggi hujan seolah-olah air yang jatuh ke tanah menumpuk ke atas merupakan kolom air. Bila air yang tertampung volumenya dibagi dengan luas corong penampung maka hasilnya dalah tinggi. Satuan yang dipakai adalah milimeter (mm).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkG49f7Ct0hV8tZARUWojjRBsOanxyGpaCIavHjbI1byQq7x7MzBhc66fS2rYbW3hi0vXx8zNDPfkjGgxR9My2QSJ2y4Ct9SQZPF2WwJelNskpIs6jGTfHGXQyMds17JZMGxFqTIxOTWzm/s200/raingaugeobs.jpgPenakar hujan yang baku digunakan di Indonesia adalah tipe observatorium. Semua alat penakar hujan yang beragam bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan alat penakar hujan otomatis (OBS). Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi atau gelas ukur yang kemudian dibagi sepuluh karena luas penampangnya adalah 100 cm sehingga dihasilkan satuan mm. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari ini.
Penakar hujan Hellman
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiojsDQ8puLXy5qXz5stDli7_BsVsLt1cFEP2WBWCYWU6iXjyYufd4T5ZURclyj1tGR2l8K7UubJlZe-PkNJNW8bycNdXO5rG0rkCA0tfn8fah0sBMJuvw5ochqKdr4T6y5-XqQYdmyeMJy/s200/hellman.jpgAlat ini merupakan penakar hujan otomatis dengan tipe siphon. Bila air hujan terukur setinggi 10 mm, siphon bekerja mengeluarkan air dari tabung penampungan dengan cepat, kemudian siap mengukur lagi dan kemudian seterusnya. Di dalam penampung terdapat pelampung yang dihubungkan dengan jarum pena penunjuk yang secara mekanis membuat garis pada kertas pias posisi dari tinggi air hujan yang tertampung. Bentuk pias ada dua macam, harian dan mingguan. Pada umumnya lebih baik menggunakan yang harian agar garis yang dibuat pena tidak terlalu rapat ketika terjadi hujan lebat. Banyak data dapat dianalisadari pias, tinggi hujan harian, waktu datangnya hujan, derasnya hujan atau lebatnya hujan per satuan waktu.
Penakar hujan Bendix

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMWZSkt-FQ8FDamQ6rxwdwODfrlHQckykIwLvg80yAjstS7pxgar0tZU_rMXnAwsX-yzO_Zt7U33pWvx3TYL0k_ASdrAsH4cIP3wvNzy-jPXrfRLLffz33OSgUs9j4BaUofk0NXIkau9n7/s200/bendix.jpg
Penakar hujan otomatis, prinsip secara menimbang air hujan yang ditampung. Melalui cara mekanis timbangan ini ditransfer ke jarum petunjuk berpena di atas kertas pias.
Penakar hujan Tilting Siphon
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM7K-G8nNtXECmWvLjOq6Mx_be6jJmBfqLZGtQlwsXXTCAtUONI7BlNNXKTDfJyxuI3Dt9gK8SaqvxuCBv9At-0J4pqbVaRwfcWos7hsG5XyUS78RcO-u5rPnJME5kDfB4EakxuZhBwKYv/s200/tilting_siphonraingauge.jpgPrinsip alat, air hujan ditampung dalam tabung penampung. Bila penampung penuh, tabung menjadi miring dan siphon mulai bekerja megeluarkan air dari dalam tabung. Setiap pergerakan air dalam tabung penampung tercatat pada pias sama seperti alat penakar hujan otomatis lainnya.
Penakar hujan Tipping Bucket
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5-lnvHytgIiGVHW2mJd_kfV3aClairDwgVIW_3dMhdrAsC9NPU87thG2zW6jnT51EIvQyPrZfkPVPqcI50HaAHlhWVrcQBMKryVx-MK4c6IHbrE3DHnP31zLRPRq_uJJmx2A6_YDGSDQM/s200/TippingBucket_cut.jpgPrinsip alat, air hujan ditampung pada bejana yang berjungkit. Bila air mengisi bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0,5 mm akan berjungkit dan air dikeluarkan. Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian menampung air hujan. Tiap gerakan bejana berjungkit secara mekanis tercapat pada pias atau menggerakkan counter (penghitung). Jumlah hitungan dikalikan dengan 0,5 mm adalah tinggi hujan yang terjadi. Curah hujan di bawah 0,5 mm tidak tercatat.
Semua alat penakar hujan di atas harus diperhatikan penempatannya di lapangan terbuka bebas dari halangan. Alat yang teliti dengan menempatkan yang salah akan mengukur besaran yang salah pula. Alat yang otomatis, pemeliharaannya harus lebih intensif. Keadaan alat baik yang manual ataupun yang otomatis harus diperiksa dari kebocoran, saluran penampung yang tersumbat kotoran, tinta pena jangan sampai kering dan jam pemutar silinder pias dalam keadaan berjalan dengan baik.
EVAPORASI
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjgI3ZCqBZgOI8JSffXfDdAQk_E77WNU7VSvEUrcPLyMtbROq0kTLxOThcbep6h8kJ9E_49HKABEou0gZQC048L_nhCdc7J9fckIlJlE4xs8APqML5bSUYOHFwVPBUIg6D8XaI-hoM2Ja-/s200/Evaporation_Pan.jpgPengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A. Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang, kelembapan udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat pengukuran. Ada dua macam peralatan pengukur tinggi muka air dalam panci. Pertama alat ukur micrometer pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang tetap (fixed point). Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula terjadinya penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu diperhatikan. Air yang keruh, evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan sampai berlumut. Tinggi air diukur dengan satuan mm. Alat ukur mikrometer mampu mengukur dalam mm dengan ketelitian seperti seratus mm. Ketelitian pengukuran itu diperlukan karena tinggi yang diukur tidak sama besar meliputi 5 sampai 8 mm. Pada musim penghujan nilainya kecil sedangkan pada musim kemarau besar. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam ketika pagi hari. Pengamat yang setiap hari mengukur evaporasi harus mempunyai keterampilan dan kejelian melihat batas air yang diukur. Alat perlengkapannya adalah tabung peredam, termometer maksimum-minimum permukaan air yang tertampung, termometer maksimum-minimum di permukaan panci dan anemometer cup counter setinggi 30 cm di atas tanah. Sekeliling panci harus ditumbuhi rumput pendek. Permukaan tanah yang terbuka atau gundul menyebabkan evaporasi yang terukur tinggi (efek oase). Pasanglah alat pada tempat yang terbuka tidak terhalang oleh benda-benda lain dan berada di tengah-tengah lapang rumput dari stasiun klimatologi.
ANGIN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6zwgifd4StdiZrxmmWovJosWGhOthaaZxmLbKiIVwCclcxhs9w121TPcX2CjMmM-RZeVwuqCrK3yHV48ow4lEzKC4-6P2jkhuguPeBl4m6WslS5ozlRfHuXVXG0e8CUCvlcY-oQfLDZ0f/s200/Wind_speed_and_direction_instrument_-_NOAA.jpgAngin merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Kecepatan angin dapat dihitung dari jelajah angin (cup counter anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran). Ada alat pengukuran angin yang langsung mengukur kecepatannya. Jadi jarum penunjuk suatu kecepatan tertentu bila ada angin. Arah angin ditunjukkan oleh wind-vane yang dihubungkan dengan alat penunjuk arah mata angin atau dalam angka. Angka 360 derajat berarti ada angin dari utara, angka 90 ada angin dari timur demikian seterusnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfrHt58mewvJUoTi1zCArLoiV3swbNdzwGkpKMeh9yWMSByYaQQp9v37QqJnTltPHNP5zxehTERfLeoP8_c_4wtm3h-kVvGfA_ka-ruh1OzJzNmVW7kSKHi7lWN9JuQxm0AcrYg0FhsDhh/s200/Cca1.jpgPerlu diperhatikan bahwa tidak ada angka nol, karena angka nol menandakan tak ada angin. Mengukur arah angin haruslah ada angin atau cup counter anemometer dalam keadaan bergerak. Sebagaimana alat lainnya pemasangan alat di lapang terbuka penting sekali karena mempengaruhi besaran yang akan diukur. Di lapangan terbuka tak ada pohon-pohonan tinggi alat dipasang 2 meter di atas tanah. Bila ada halangan, alat dipasang pada ketinggian 10 sampai 15 meter dari atas tanah. Waktu pengamatan tergantung dari data yang diinginkan. Bila data harian, pengamatan sekali dalam 24 jam untuk jelajah angin yaitu pada pagi hari.
Waktu pengamatan arah angin lebih dari sekali dalam 24 jam. Arah yang paling banyak ditunjuk dalam 24 jam merupakan arah rata-rata dalam hari tersebut.
Sensor yang menghubungkan dengan alat mencatat otomatis disebut anemograf. Alat ini mencatat kecepatan dan arah angin setiap saat pada kertas pias. Alat pencatat ini ada yang harian, mingguan ataupun bulanan.
Diposkan oleh hiyu di 08:25

Pertanian Indonesia (Dialog) @tvri

Smangat

Materi Kuliah Perlindungan Tanaman (Proteksi Tanaman)

Smangat

Materi Kuliah Perlindungan Tanaman
PERAN PERLINDUNGAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA PERTANIAN
PADA ERA GLOBALISASI٭)
Oleh :
YV. Pardjo Notosandjojo٭٭)
I. PENDAHULUAN
Pembangunan sektor pertanian baik dunia maupun kawasan bertujuan untuk menaikkan produksi pertanian guna meningkatkan pendapatan petani dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, terutama kebutuhan pangan bagi penduduk yang populasinya meningkat dengan cepat. Meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya budaya bangsa, transportasi, komunikasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia menuntut adanya kebutuhan pangan yang berkualitas tinggi, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dangayahidup yang semakin meningkat. Hal tersebut berarti diperlukan lahan pertanian yang semakin luas, produksi lahan pangan, sandang, dan papan yang semakin meningkat baik jumlah maupun mutunya.
Di Indonesia peningkatan produksi pertanian diupayakan melalui ektensifikasi, intensifikasi, dan deversifikasi. Upaya ekstensifikasi dilakukan antara lain dengan perluasan daerah irigasi, pembukaan lahan pasang-surut di Kalimantan dan Sumatera, serta pembukaan lahan 1.000.000 hektar persawahan di lahan gambut di Sumatera. Upaya-upaya tersebut belum mampu mengatasi masalah pangan bagi negara kita yang laju pertumbuhan penduduknya sangat cepat. Upaya lain adalah dengan intensifikasi, yaitu meningkatkan produksi pertanian per satuan luas. Intensifikasi dilakukan melalui panca-usaha pertanian sebagai berikut : (1) Pemilihan bibit unggul yang berpenghasilan tinggi, sedapat mungkin yang tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki rasa enak; (2) Penggunaan pupuk berimbang dan rasional; (3) Mengusahakan irigasi yang teratur; (4) Meningkatkan teknik bercocok tanam yang lebih menguntungkan; (5) Pengendalian terhadap OPT melalui higenis pertanaman, dan penggunaan bahan kimia pestisida yang rasional. Upaya deversifikasi dilakukan dengan meningkatkan keragaman pertanaman, bukan monokultur.
Upaya intensifikasi telah dirasakan memberikan peningkatan hasil positip, ini ditandai dengan meningkatnya produksi pertanian secara nyata sehingga mampu  memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Puncak produksi pangan khususnya beras dicapai pada tahun 1996 dikenal sebagai swa sembada beras. Namun pada tahun 1999Indonesiatelah mengimpor beras kembali dari luar negeri. Mengapa demikian ?; Karena peningkatan produksi pertanian masih merupakan hal yang cukup rawan, mengingat banyak hal yang dihadapi. Kendala tersebut antara lain pengaruh dari dua faktor yang sangat dominan, yaitu faktor abiotik dan faktor biotik.
________________________________________________________________________

٭) Makalah Pengantar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian UNS Surakarta Klas AB-3 C & D
٭٭) Dosen Pengampu MK Perlindungan Tanaman


Kendala faktor abiotik seperti adanya musim kering berkepanjangan, berkurangnya lapisan ozon mengakibatkan ribuan bahkan jutaan hektar pertanaman padi kering dan tidak dapat dipanen. Bencana banjir sering melanda ribuan bahkan jutaan hektar pertanaman, yang mengakibatkan tanaman puso. Angin puyuh sering mengakibatkan tanaman roboh, patah, defoliasi, aborsi bunga atau buah, dan kerusakan lain pada tanaman. Logam berat yang berasal dari limbah industri sering mengganggu pertumbuhan tanaman. Bencana alam gunung berapi, seperti lava (panas atau dingin), awan panas, dan hujan abu dapat menurunkan produksi tanaman atau bahkan memusnahkan tanaman pertanian.
Kendala yang berasal dari faktor biotik adalah gangguan dari organisme pengganggu tanaman (OPT), yang terdiri atashama, penyakit, dan gulma.  Gangguan adalah setiap perubahan pertanaman yang mengarah kepada pengurangan kuantitas dan atau kualitas dari hasil yang diharapkan. Pengurangan kuantitas dan atau kualitas berdampak pada kerugian ekonomik.
Perlindungan tanaman perlu dilakukan dalam rangka mengeliminasi gangguan OPT. Perlindungan dapat dilakukan melalui cara preventif (mencegah OPT masuk ke pertanaman) dan cara kuratif (mengendalikan OPT yang telah ada pada pertanaman). Perlindungan tanaman terhadap OPT dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai taktik pengendalian secara terpadu, dengan memperhatikan terhadap kelestarian lingkungan hidup, sosial, ekonomik, dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian taktik pengendalianhamadengan pestisida merupakan pilihan terakhir apabila taktik pengendalian lain tidak mampu membendung laju populasihamaatau tingkat kerusakan tanaman. Sebagai dasar penggunaan pestisida adalah Ambang Ekonomi, atau Ambang Kendali. Mengingat pestisida merupakan sumber pencemaran bahan kimia beracun baik pada tanaman atau produknya, air, tanah, maupun udara. Pengendalian semacam itu lebih dikenal sebagai Sistem Pengendalian atau Pengelolaan Hama Terpadu (PHT).
Kedudukan Perlindungan Tanaman dalam budidaya tanaman adalah sangat penting dan mutlak dilakukan, mengingat Perlindungan Tanaman merupakan jaminan dalam mempertahankan produksi tanaman terhadap gangguan OPT. Tanpa dilakukan Perlindungan Tanaman pada budidaya tanaman sulit dipastikan bahwa petani akan mampu panen sesuai dengan harapan mereka.
II. PENGERTIAN DAN ARTI PENTING ORGANISME
OPT, terdiri atas binatang, mikro-organisme, dan tumbuhan liar (gulma). Binatang yang berperan sebagai OPT dapat berasal dari binatang menyusui (Klas Mammalia), binatang lunak (Klas Mollusca), binatang cacing parasit tanaman (Klas Nematoda), dan binatang Serangga (Klas Insekta dan Klas Arachnida). Dari binatang menyusui misalnya babi hutan, kera, dan rusa yang menjadi musuh petani di luar Jawa terutama di kawasan pemukiman transmigrasi. Gajah bahkan sering merusak ladang petani maupun perkebunan tebu di Sumatera Selatan dan Lampung. Tidak kalah pentingnya adalahhamatikus sawah yang mampu menyerang dan membinasakan ribuan bahkan jutaan hektar pertanaman padi yang sudah siap panen. Tidak hanya pertanaman padi yang diserang tetapi pertanaman pangan lain, palawija, dan tebu. Tidak hanya tikus sawah yang menimbulkan masalah, tetapi juga tikus rumah yang sering menimbulkan masalah pada bahan dan produk pertanian yang disimpan di dalam gudang. Disamping itu sangat mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia. Tikus pohon juga banyak menimbulkan masalah pada perkebunan kelapa atau kelapa sawit, salak, padi, dan jagung. Demikian juga tupai yang banyak menimbulkan masalah pada pertanaman kelapa, mengerat buah kakao, mangga, dan durian. Kalong dan codhot (bangsa kelelawar) banyak menimbulkan masalah karena menyerang buah-buahan di pedesaan. Burung (bangsa Aves) juga sering dijumpai mengganggu tanaman budidaya pertanian terutama burung-burung pemakan biji-bijian seperti burung gelatik, burung pipit, burung gereja. Namun beberapa jenis burung memakan buah-buahan.
Binatang lunak yang sering menimbulkan masalah adalah bangsa siput seperti siput Singapura (bekecot), keong emas, dan jenis siput lain baik yang bercangkang maupun tidak bercangkang. Cacing parasit tanaman (bangsa Nematoda) banyak menimbulkan masalah baik lokal, nasional, maupun internasional. Nematoda puru akar banyak menimbulkan permasalahan pada pertanaman terutama dari familia Solanaceae, seperti tanaman tembakau, kentang, tomat, cabai, terung. Namun sifat nematoda puru akar adalah polifag sehingga nematoda tersebut mampu menyerang berbagai komoditi pangan, palawija, hortikultura, bahkan tanaman perkebunan. Nematoda dari marga Pratylenchus, Radopholus, dan Radinaphelenchus mampu merusak tanaman kopi, lada, pisang, dan kelapa/kelapa sawit. Marga lain misalnya Aphelenchoides, Ditylenchus, dan Anguina mampu menyerang padi, gandum, tanaman hias, dan hortikultura. Pada tahun 2000 an Indonesia heboh dengan masuknya “golden nematode” dari Marga Globodera, jenis nematoda ini menyerang pertanaman kentang, pada hal nematoda tersebut merupakan masalah besar di Amerika dan Eropa. Masuknya nematoda tersebut menunjukkan bahwa sistem perlindungan tanaman kita terutama Dinas Karantina Tumbuhan masih lemah.
Binatang serangga menduduki sekitar 75% dari seluruh binatang yang ada di dunia ini. Dengan demikian peran serangga dalam sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan sangat penting. Serangga yang memiliki dua klas, yaitu klas insekta dan klas arachnida memiliki anggota yang besar yang berperan sebagai OPT. Dari klas insekta dikenal Bangsa-Bangsa penting, antara lain,  Bangsa kupu-kupu (Lepidoptera), bangsa kumbang (Coleoptera), bangsa lalat (Diptera), bangsa lebah (Hymenoptera), bangsa belalang (Orthoptera), bangsa kepik atau kepinding (Hemiptera), bangsa kutu & wereng (Homoptera), bangsa trip (Thysanoptera), bangsa rayap (Isoptera), dan bangsa capung (Odonata). Dari klas arachnida dikenal bangsa tungau (Mite). OPT binatang tersebut untuk selanjutnya disebut binatanghamaatauhamasaja.
OPT mikro-organisme dapat berupa jamur patogen tanaman, bakteri, virus, mikoplasma, protozoa. Dikenal jamur embun tepung yang menyerang pertanaman apel di daerah Batu, Pujon (Malang, Jatim) meluas sampai daerah Nongkojajar (Pasuruan, Jatim). Jamur Fusarium dan Phytophthora yang sangat berbahaya pada tanaman tembakau, kentang, tomat, teh, dan lain-lain. Bakteri busuk batang sangat berbahaya pada tanaman panili, bakteri lanas berbahaya pada tanaman tembakau, kentang dan tomat. Virus CVPD telah terbukti mampu menghancurkan ribuan bahkan jutaan tanaman jeruk diIndonesia. Virus mozaik sangat menurunkan kualitas daun tembakau dan teh. Masih banyak lagi peran mikro-organisme sebagai OPT terlebih bila mikro-organisme tersebut ditularkan via serangga vektor. OPT mikro-organisme tersebut untuk selanjutnya disebut penyakit tanaman.
OPT berasal dari tumbuhan liar (gulma) mengganggu pertanaman budidaya pertanian dalam berbagai hal, antara lain : persaingan (kompetisi) dalam memperoleh unsur hara, tempat tinggal, cahaya matahari, kadang terjadi alelopati. Rumput alang-alang merupakan masalah di lahan pertanian luar Jawa, baik di Sumatera danKalimantan. Enceng gondok yang dahulu sebagai tanaman hias di kolam-kolam telah berubah menjadi gulma baik di persawahan maupun di waduk, dam, atau rawa-rawa. Hampir setiap lahan pertanian, perkebunan, maupun tegalan pasti selalu tumbuh gulma baik berupa rumput-rumputan, gulma berdaun sempit, maupun berdaun lebar, yang tentunya sebagai pesaing berat bagi tanaman budidaya. OPT tumbuhan liar tersebut untuk selanjutnya disebut gulma.
Berdasarkan uraian di atas tentunya dapat dibedakan secara mudah antarahama, penyakit, dan gulma. Dari segi jasat pengganggunya, dari cara jasat tersebut mengganggu, dan dampak dari gangguan yang ditimbulkan.
Tidak semua organisme di dunia ini selalu berperan sebagai OPT, namun ada sebagian organisme yang berperan membantu tanaman atau membantu petani yang lebih dikenal sebagai Organisme Benefisial (OB). Dari golongan binatang menyusui dikenal kucing dan anjing yang merupakan pemangsa tikus dan babi hutan. Binatang melata seperti ular sangat efektif memangsa tikus. Di perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara telah dipelihara burung hantu sebagai pemangsa tikus pohon.Adajenis-jenis nematoda yang berperan sebagai pemangsa nematoda parasit tanaman, ada yang memangsa jamur patogen atau bakteri. Demikian pula serangga yang banyak berperan sebagai pemangsa (predator) seperti kumbang buas, kepik buas, lebah buas, capung, dan laba-laba buas. Namun ada jenis-jenis serangga yang hidupnya menumpang pada serangga lain dan dapat menyebabkan kematian pada serangga tersebut, yang lebih dikenal sebagai parasitoid. OB serangga dapat pula membantu dalam proses penyerbukan tanaman, menghasilkan lak sebagai bahan baku cat atau pelitur, dan menghasilkan madu serta royal jelly. Kelompok mikro-organisme juga ada yang bermanfaat manakala mereka berperan sebagai patogenhama, yang menyebabkanhamamenjadi sakit, dan mati. Jenis-jenis mikro-organisme lain bermanfaat bagi proses fermentasi dalam pembuatan tape, anggur, dan minuman keras (brem, ciu, arak), pembuatan susu asam (kefir, yakult), juga bermanfaat dalam pembuatantempedan tauco. Bahkan dapat dimanfaatkan sebagai obat antibiotika sepert penisilin. Demikian pula tumbuhan liar tidak selalu sebagai gulma, tetapi ada yang bermanfaat seperti sebagai penahan longsor, penahan air, sarana olah raga (lapangan sepak bola, golf), untuk taman-taman, dapat menghasilkan pakan (polen, nektar, madu) bagi imago parasitoid, dan merupakan sumber pakan bagi ternak (kambing, sapi, kerbau, kuda, kelinci).

III. HUBUNGAN ANTARA TANAMAN DENGAN OPT
Tanaman bagi OPT binatang merupakan sumber pakan, tempat berlindung atau tempat hidup, dan tempat melakukan kopulasi. Sedang keberadaan OPT binatang bagi tanaman merupakan sumber gangguan, karena binatang mampu memakan tanaman mulai dari bagian akar sampai pucuk bahkan bunga, buah, ataupun bijinya. Beberapa binatang merusak secara mekanik seperti daun berlobang-lobang karena dimakan ulat daun atau belalang atau kumbang, akar-akar rusak bahkan terputus karena dimakan Lundi, tanaman padi nampak patah-patah porak poranda karena dimakan tikus sawah. Binatang juga dapat mengeluarkan semacam ludah yang bersifat toksik (beracun) bagi tanaman, seperti layu pucuk kapas karena dicucuk dan dihisap cairan selnya oleh kepik hijau. Serangan binatang juga mampu mempengaruhi pertumbuhan sel atau jaringan tanaman sehingga menyimpang dari normal, terjadinya puru pada akar tanaman karena adanya penyimpangan sel-sel akar akibat terserang nematoda Meloidogyne. Lebih bahaya lagi apabila saat binatang memakan tanaman, sekaligus menularkan patogen tanaman, dengan demikian terjadilah serangan ganda.
Tanaman sebagai sumber pakan sering disebut inang, inang yang paling disukai dikenal sebagai inang utama, namun tentunya binatang tidak mau mati kelaparan mana kala inang utamanya tidak ada dan mereka akan memakan tanaman lain meskipun tidak suka atau sekedar untuk mempertahankan hidup saja, tanaman lain tersebut disebut inang alternatif. Banyak sedikitnya tanaman sebagai inang dikenal sebagai kisaran inang, bila binatang memiliki inang banyak artinya binatang tersebut memiliki kisaran inang luas (euro-phagic), sebaliknya bila kisaran inangnya sedikit disebut kisaran inangnya sempit (steno-phagic). Bila binatang memiliki kisaran inang luas dan jenis-jenis  tanaman tersebut berasal dari banyak suku (familia) maka binatang tersebut disebut polifag, namun bila kisaran inangnya sempit hanya beberapa jenis tanaman yang berasal dari beberapa marga (genus) dinamakan oligofag, sedang bila tanaman inangnya hanya beberapa jenis saja dari satu marga dinamakan monofag. Binatang yang mengkonsumsi tanaman sebagai sumber pakan dinamakan herbivora, namun ada yang mengkonsumsi ganda baik tanaman maupun binatang dinamakan omnivora, sedang bila binatang hanya mengkonsumsi binatang saja dinamakan karnivora. Dengan demikian jelas bahwa OPT binatang berupa herbivora dan omnivora.
Tanaman bagi OPT mikro-organisme sebagai media tumbuh dan berkembang biak. Keberadaan OPT mikro-organisme sangat mengganggu dalam proses fisiologi tanaman sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan pertumbuhan tanaman yang mengarah kepenurunan angka hasil dan mutu hasil. Namun kadang penyimpangan tersebut justru meningkatkan nilai ekonomi komoditi tersebut, sepertu bunga tulip yang terserang virus kelihatan lebih indah dan lebih mahal. Kelapa kopyor sangat digemari orang dan mahal harganya.
Tanaman bagi OPT gulma sebenarnya sebagai pesaing, sama seperti gulma bagi tanaman. Tanaman dan gulma sama-sama tumbuhan tingkat tinggi jadi wajarlah bila persaingan tersebut didasarkan pada kebutuhan hidup bagi tanaman, yaitu kebutuhan akan unsur hara, kebutuhan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, dan kebutuhan tempat tinggal atau ruang hidup. Namun kadang akar gulma mampu mengeluarkan senyawa yang bersifat racun bagi tanaman sehingga terjadilah alelopati. Dengan demikian keberadaan gulma pada pertanaman budidaya sangat mengganggu penyediaan unsur hara tanaman, berkurangnya fotosintesa, terjadinya etiolasi, sampai pertumbuhan tanaman merana.
IV. KERUSAKAN TANAMAN DAN KERUGIAN EKONOMIK
Setiap kali terjadi serangan hamatentu akan menimbulkan luka (injury), dan luka tersebut akan mengakibatkan kerusakan (damage) pada tanaman. Jadi luka lebih difokuskan kepadahama dan aktifitasnya, sedang kerusakan lebih difokuskan kepada penyimpangan dari normal dan respon tanaman tersebut terhadap serangan. Dampak kerusakan adalah penurunan angka hasil (kuantitas) dan atau mutu hasil (kualitas). Bila penurunan angka hasil dan atau mutu hasil dirasakan secara ekonomik, maka OPT tersebut baru dapat dikategorikan sebagaihama, penyakit, maupun gulma. Jadi tolok ukurnya adalah nilai ekonomik kerusakan tanaman tersebut.
Sebagai ilustrasi dapat disampaikan beberapa contoh kejadian-kejadian sebagai berikut : serangan ulat kipat pada tanaman kedondong dan jambu mete mengakibatkan daun-daun kedondong dan mete meranggas bahkan habis dimakan oleh ulat tersebut yang populasinya ratusan sampai ribuan ekor per tanaman. Serangan ulat tersebut tidak pernah dihiraukan oleh pemiliknya, karena pemiliknya tahu bahwa dampak serangan itu akan membawa keuntungan ganda, yaitu setelah ulat menjadi kepompong maka kepompong tersebut bernilai ekonomik karena kandungan proteinnya tinggi. Sedang keuntungan kedua adalah tidak lama lagi tanaman akan bersemi kembali sambil muncul bunga-bunga yang cukup lebat. Dan tentunya hasil panennya lebih tinggi dibanding bila tidak terjadi serangan ulat tersebut. Apakah ulat kipat dapat dikategorikan sebagaihama?. Kelapa kopyor adalah penyimpangan buah akibat terserang virus, namun kelapa kopyor memiliki nilai ekonomik lebih tinggi dibanding kelapa biasa. Demikian juga bunga tulip yang terserang virus akan terjadi trotol-trotol yang membawa bunga tulip tersebut bernilai ekonomik lebih tinggi. Apakah patogen tersebut dapat dikategorikan sebagai penyakit tanaman ?
Ditinjau dari segi ekonomik ada beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu : Aras Luka Ekonomik (Economic Injury Level) adalah aras populasi hama terendah yang telah dapat menimbulkan kerugian secara ekonomik. Oleh karena itu tugas perlindungan tanaman adalah menjaga tingkat populasi hama agar tidak pernah sampai pada aras tersebut. Tidak kalah pentingnya adalah Ambang Ekonomik (Economic Threshold) adalah aras populasihama atau tingkat kerusakan tanaman yang pada aras tersebut telah dibenarkan penggunaan taktik pestisida untuk menekan populasihama agar tidak pernah sampai ke Aras Luka Ekonomik. Nilai ALE dan AE senantiasa berubah (dinamis) karena dipengaruhi oleh faktor pendukung yang tidak tetap seperti harga komoditi, biaya pengendalian OPT, kepekaan komoditi tersebut terhadap OPT, dan minat masyarakat terhadap komoditi tersebut.
V. RANGKUMAN
Semakin sempitnya lahan pertanian karena terjadinya alih fungsi dari lahan pertanian ke perumahan, gedung-gedung, pabrik-pabrik industri, jalan-jalan bebas hambatan, depo penyediaan BBM (premium, solar, premix), stadion-stadion, terminal-terminal angkutan, pasar-pasar, dan lain-lain, maka dalam proses budidaya tanaman perlu diupayakan intensifikasi dan ekstensifikasi. Upaya tersebut juga dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang meningkat secara cepat, dan meningkatkan penghasilan petani.
Dalam budidaya pertanian selalu ada kendala-kendala baik secara abiotik, yaitu terjadinya bencana alam yang tak mungkin kita kuasai seperti banjir dimusim penghujan, turunnya hujan es, sambaran petir, terjadinya tanah longsor, banjir lahar dingin, serangan angin puyuh, bencana kekeringan pada musim kemarau, hujan abu, gunung meletus, awan domba (awan panas), terjadinya fros. Tidak kalah pentingnya adalah kendala biotik yang dikenal sebagai OPT. OPT pada garis besarnya terbagi menjadi tiga golongan besar, yaitu golongan binatang (Vertebrata dan Avertebrata), golongan mikro-organisme, dan golongan tumbuhan liar. Gangguan yang ditimbulkan dari golongan binatang dinamakanhama, dari mikro-organisme dinamakan penyakit, dan dari tumbuhan liar dinamakan gulma.
Tidak semua binatang berperan sebagai OPT, tetapi banyak juga yang berperan sebagai OB (Organisme Benefisial) misalnya berperan sebagai predator, parasitoid, pollinator, penghasil madu, lak. Demikian juga dari golongan mikro-organisme tidak selalu sebagai OPT, tetapi banyak juga yang bersifat sebagai OB seperti sebagai patogen hama, patogen gulma, membantu proses fermentasi, ragi tape, ragi tempe, penghasil zat antibiotika, perombak bahan organik dan masih banyak lagi. Tumbuhan liar juga tidk selalu sebagai OPT, tetapi banyak juga yang berperan sebagai OB seperti gulma penahan longsor, penahan air, memperindah taman, lapangan bola, golf, pakan ternak, penggembalaan ternak, tempat berlindung musuh alami hama, menyediakan pakan bagi parasitoid imago seperti nektar, polen, madu, dan sebagai ramuan obat-obatan. Oleh karena itu suatu kewajiban untuk mengenal organisme secara mendalam, mana yang berperan sebagai OPT dan mana OB. Dengan demikian memudahkan dalam pengendalian OPT, dan selalu berorientasi untuk pelestarian OB.
Perlindungan tanaman terhadap OPT perlu dilakukan untuk mengeliminasi gangguan tersebut sehingga tidak berdampak pada kerugian ekonomik. Berbagai cara dapat dilakukan baik secara preventif (mencegah masuknya gangguan) maupun kuratif (mengendalikan gangguan yang ada). Baik mencegah maupun mengendalikan OPT dikenal berbagai taktik pengendalian yang pada garis besarnya dibagi menjadi dua, yaitu taktik non-pestisida dan taktik pestisida. Taktik non-pestisida meliputi taktik mekanis, fisis, kultur teknis, penanaman varietas tahan, taktik pemanfaatan musuh alami (biologis), taktik pemanfaatan senyawa atraktan, repellen, tatik rekayasa  genetik, dan taktik regulasi (peraturan, perundang-undangan). Taktik pestisida adalah taktik yang berisiko tinggi, berbahaya terhadap manusia, berbahaya terhadap lingkungan hidup, mengurangi bahkan menghilangkan fungsi OB. Taktik-taktik tersebut digunakan secara terpadu dalam satu tindakan pengendalian OPT yang dikenal sebagai Pengendalian atau Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). Karena taktik pestisida berisiko tinggi maka taktik tersebut merupakan pilihan terakhir bila taktik non-pestisida tidak mampu menanggulangi OPT sasaran. Batas diperbolehkan menggunakan taktik pestisida dinamakan Ambang Ekonomi.
Dalam rangka mengikuti dinamika populasi OPT atau tingkat kerusakan tanaman maka perlu dilakukan pemantauan atau monitoring secara rutin dan cermat. Hal tersebut perlu dilakukan agar langkah-langkah perlindungan tanaman dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan efisien. Dengan demikian penurunan hasil tanaman akibat gangguan OPT dapat dieliminasi, produksi dapat diselamatkan, dan pendapatan petani akan meningkat.

Selamat Belajar Semoga Berhasil