Smangat
TUGAS TERSTRUKTUR
EKOLOGI TANAMAN
ARTI PENTING KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI KELANGSUNGAN KEHIDUPAN DI BUMI
Oleh:
Nama : Kustam
NIM : A1L111053
Kelas : Agroteknologi P
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
ARTI PENTING
KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI KELANGSUNGAN KEHIDUPAN DI BUMI
Oleh : Yudistira Sugandi; Bagus Akbar Q., dan Moch. Ryan A.F.
Pada masa kini pembicaraan mengenai pentingnya pelestarian lingkungan
kembali menghangat seiring dengan semakin gencarnya pembicaraan mengenai
fenomena pemanasan global. Jika membicarakan tentang pelestarian lingkungan,
maka topik yang umum dibicarakan adalah gerakan penghijauan atau gerakan
penanaman pohon. Akan tetapi ada hal lain yang sangat penting tapi jarang
disinggung, yakni pelestarian keanekaragaman hayati. Ditetapkannya tahun 2010
sebagai tahun keanekaragaman hayati Internasional oleh PBB jelas menandakan
bahwa keanekaragaman hayati memiliki peran yang penting bagi kehidupan di Bumi.
Penetapan tersebut juga didasarkan pada keadaan keanekaragaman hayati yang
semakin terancam akibat berbagai masalah yang memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari
Keanekaragaman Hayati. Akan tetapi kita sering lupa dengan apa yang diberikan
oleh alam melalui kekayaan hayatinya. Manusia cenderung tidak harmonis kepada
alam hanya demi memenuhi keinginan saja. Kita baru ingat dan mulai peduli
dengan alam ketika alam telah melakukan protes dalam bentuk terjadinya
pencemaran dan kerusakan lingkungan sehingga tidak dapat lagi memberi dukungan
bagi kehidupan. Jika Keanekaragaman Hayati tidak seimbang maka dapat
menyebabkan terganggunya ekosistem mahkluk hidup. Sebagai contoh adalah
pencemaran sungai oleh limbah pabrik tahu. Pencemaran tersebut mengakibatkan
ekosistem sungai tercemar dan keanekaragaman hayati seperti ikan dan tumbuhan
yang ada di sungai akan mati. Selain itu air sungai menjadi kotor, bau dan
tidak jernih.
Keanekaragaman Hayati ialah berbagai jenis mahkluk hidup yang ada di muka
bumi ini, maupun yang ada di daratan, lautan dan ditempat lainnya dan terdiri
dari hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan semua Gen yang terkandung didalamnya,
serta ekosistem yang telah dibentuknya. Keanekaragaman Hayati memiliki berbagai
variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat lain yang terlihat pada
perkumpulan mahkluk, yaitu keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem1.
- Keanekaragaman Jenis
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar
kedua di Dunia setalah Brazil. Dan karena tingginya Keanekaragaman Hayati yang
dimiliki oleh Indonesia maka Indonesia dijuluki sebagai Gudang Botani Dunia
dan Negara Mega Biodiversity. Dari Banyaknya
jenis flora di Indonesia, ada beberapa jenis flora yang telah dimanfaatkan.
Menurut Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ada lebih dari 940
Spesies tumbuhan liar sebagai bahan tanaman obat tradisional maupun modern, 100
spesies tumbuhan sebagai sumber karbohidrat, tidak kurang dari 100 spesies
kacang-kacangan, 450 spesies buah-buahan, serta 250 spesies sayur termasuk
jamur yang menjadi makanan masyarakat sehari-hari. Ternyata ada juga 56 spesies
bambu dan 150 spesies rotan yang dapat memberikan manfaat untuk pendapatan
ekonomi2.
Berikut adalah taksiran jumlah spesies kelompok utama mahkluk hidup di
Indonesia, yakni3
: Hewan Menyusui sebanyak 300 spesies; Burung sebanyak 7500 spesies; Reptil
sebanyak 2000 spesies; Tumbuhan Biji sebanyak 25.000 spesies;Tumbuhan
Paku-pakuan sebanyak 1250 spesies; Lumut sebanyak 7500 spesies; Ganggang
sebanyak 7800 spesies; Jamur sebanyak 72.000 spesies; Bakteri dan ganggang
hijau biru sebanyak 300 spesies.
- Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem ialah satu kesatuan komponen dan interaksi antar mahkluk hidup
dengan lingkungannya. Dan didalam ekosistem terdapat 2 komponen yaitu komponen
biotik dan komponen abiotik4.
- Komponen Biotik
Komponen Biotik ialah berbagai jenis mahluk hidup yang terdapat dalam suatu
ekosistem,seperti hewan, tumbuhan, dan manusia. Secara garis besar komponen
biotik dibagi menjadi 3 yaitu produsen, konsumen dan pengurai.
- Komponen abiotik
Komponen abiotik ialah berbagai jenis mahkluk mati seperti batu, cahaya,
suhu, iklim dan sebagainya.
- Keanekaragaman Gen
Gen ialah faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup dan
berfungsi mengendalikan sifat atau karakter. Di antara jenis juga bisa terjadi perbedaan Gen, seperti perbedaan antara
kelapa yang biasa dengan kelapa kopyor dan mangga gadung yang manis dengan yang
masam.
Keanekaragaman hayati mempunyai berbagai manfaat, yakni sebagai berikut:
- Sumber pangan, papan, sandang dan obat-obatan.
Contoh : Daging ayam dan daging sapi yang dimanfaatkan sebagai sumber
pangan, batang pohon jati yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan rumah,
pohon kapas sebagai sumber sandang, dan daun pepaya yang digunakan untuk
mengobati diare.
- Lahan Penelitian dan
Pengembangan Ilmu,
Suaka marga satwa dan cagar alam dapat digunakan sebagai tempat pendidikan
dan penelitian, karena dari tempat tersebut kita dapat mengetahui berbagai
informasi atau pengetahuan mengenai aneka ragam flora dan fauna.
- Sarana Peningkatkan Nilai
Budaya.
Yang dimaksud nilai budaya ialah hasil karya seseorang yang berasal dari
kekhasan keanekaragaman hayati. Contohnya
adalah bentuk sayap dan cara terbang burung yang memberikan inspirasi dalam
penemuan pesawat terbang.
- Sumber Plasma Nutfah
Plasma Nutfah ialah sifat-sifat unggul pada hewan, tumbuhan dan mikroba dan
bersumber dihutan. 5 Akan tetapi dari hewan, tumbuhan, dan mikroba tersebut
ada yang belum diketahui fungsinya. Namun, walaupun belum diketahui fungsinya
kita jangan memusnahkannya karena mungkin saja didalamnya terkandung suatu zat
yang berperan penting bagi kehidupan.
- Sumber Pendapatan
Yang dimaksud sumber pendapatan yaitu pemanfaatan suatu bagian tertentu
pada flora dan fauna yang dapat dijual dan hasilnya digunakan sebagai sumber
pendapatan. Contoh : kayu gaharu yang
digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik.
- Sarana Rekreasi
Melimpahnya Keanekaragaman hayati akan menjadikan suatu kawasan memiliki
pemandangan yang indah, sehingga kawasan tersebut dapat dikembangkan sebagai
kawasan ekoturisme (wisata alam).
- Penunjang Keberlanjutan
Ekosistem
Keanekaragaman Hayati yang tinggi akan memperkokoh ekosistem. Ekosistem
dengan keanekaragaman hayati yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil.
Sebagai contoh adalah peran Orang Utan sebagai penyebar biji. Menurut
penelitian Dr. Birute Galdikas, di Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan
diketahui jika Orang Utan di Kalimantan memakan kira – kira 200 jenis buah –
buahan dan menjadi perantara penting bagi penyebaran 70 persen jenis tumbuhan
yang mempunyai nilai ekonomi penting.6
Dengan demikian dapat disimpulkan jika keberadaan Orang Utan di Kalimantan
musnah maka kondisi keanekaragaman hayatinya, khususnya tumbuhan juga terancam
punah.
- Sumber Energi
Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia terutama pada
era industri saat ini. Keanekaragaman hayati ternyata juga mempunyai peran
penting dalam penyediaan energi bagi kehidupan manusia. Sebagaimana kita
ketahui sumber energi yang berupa minyak dan gas (Migas) berasal dari fosil –
fosil hewan dan tumbuhan yang tertimbun di dalam tanah selama jutaan tahun.
Selain itu juga telah diketahui jika pohon jarak dengan melalui proses
pengolahan tertentu ternyata dapat menghasilkan minyak yang juga dapat
digunakan sebagai bahan bakar .
Walau berperan penting bagi keberlangsungan kehidupan di bumi, namun
terdapat berbagai masalah yang dapat menurunkan tingkat keanekaragaman hayati.
Masalah-masalah tersebut ialah :
- Ledakan Penduduk
Ledakan penduduk dapat menyebabkan berkurangnya habitat alami
keanekaragaman hayati. Karena banyaknya orang yang membangun rumah atau
bangunan lainnya dengan mengorbankan habitat alami hewan maupun tumbuhan. Hal
tersebut dapat merugikan kehidupan semua mahkluk hidup.
- Penebangan hutan secara
liar
Jika pohon – pohon di hutan terus menerus ditebang secara liar maka
mengakibatkan spesies tumbuh-tumbuhan dan spesies hewan akan berkurang dan juga
menyebabkan suhu dibumi menjadi naik dan polusi udara tidak tersaring lagi.
Penebangan hutan secara liar juga menyebabkan semakin berkurangnya lahan
habitat alami dari keanekaragaman hayati serta merusak keseimbangan rantai
makanan makhluk hidup. Jika hal tersebut dibiarkan terus – menerus maka dapat
menyebabkan kepunahan dari keanekaragaman hayati, khususnya yang hidup liar di
habitat alami.
- Polusi Udara
Pada zaman sekarang banyak sekali polusi udara yang berasal dari asap
pabrik dan asap kendaraan bermotor. Polusi udara ini dapat menyebabkan
pemanasan Global karena menipisnya lapisan ozon dibumi ini. Dan akibatnya suhu
di Bumi akan naik menjadi lebih panas. Kondisi tersebut dapat menyebabkan
spesies hewan dan tumbuhan yang tidak tahan dengan kenaikan suhu ini akan mati.
- Limbah industri dan juga
rumah tangga yang dibuang ke daerah perairan tanpa diolah terlebih dahulu
serta penggunaan pupuk buatan yang berasal dari berbagai bahan kimia. Hal
tersebut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air dan juga pencemaran
tanah.
- Pengambilan bagian tertentu
yang bernilai guna tinggi yang terdapat pada jenis fauna tertentu dengan
cara memusnahkannya. Contoh : Pengambilan gading gajah yang dimanfaatkan
sebagai hiasan dinding yang bernilai harga tinggi, kulit harimau dan kulit
buaya yang dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan tas dan dompet yang
bernilai harga tinggi.
- Hanya memilih
tanaman-tanaman yang unggul misalnya mangga gadung, durian montong dan
jambu bangkok serta menghilangkan tumbuhan yang tidak unggul misalnya
mangga golek, timun emas.
Dan dari masalah keanekaragaman hayati tersebut maka akan terjadi penurunan
keanekaragaman hayati dan akhirnya akan merugikan manusia lagi. Dan akibat dari penurunan keanekaragaman hayati ialah sebagai berikut :
- Akibat dari penebangan hutan
secara liar dan besar-besaran yaitu terjadi banjir, erosi, berkurangnya
sumber air bersih dan tanah longsor
- Hewan - hewan seperti gajah
dan kera akan menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka
semakin menyempit.
- Berkurangnya lahan pertanian
akibat berkurangnya salah satu konsumen dalam rantai makanan, Dan dari hal
tersebut akan terjadi kerusakan ekosistem sawah dan mengancam produksi
pertanian untuk kebutuhan masyarakat. Contoh : Perburuan terhadap ular
yang mengakibatkan populasi ular menjadi sedikit. Dengan hal tersebut maka
populasi tikus akan bertambah dan akan merusak lahan pertanian milik
petani.
Terhadap berbagai permasalahan yang mengancam kelangsungan keanekaragaman
hayati perlu segera diberikan solusi untuk menanggulanginya. Berikut adalah
solusi yang kami berikan :
- Memperluas dan menambahkan
beranekaragam tanaman pada taman kota agar tanaman tersebut dapat
menyaring udara yang tercemar yang ada disekelilingnya.
- Penyediaan sistem
transportasi yang ramah lingkungan
Penyediaan sistem transportasi ini antara lain meliputi penyediaan bis
sekolah, angkutan umum, pembuatan jalur khusus sepeda, dan juga kendaraan
bermotor ramah lingkungan. Tujuan penyediaan sistem transportasi ini ialah
untuk mengurangi polusi udara, melindungi lapisan ozon dan menjaga kestabilan
suhu bumi sehingga keanekaragaman hayati tetap terjaga.
- Konservasi in situ dan ex
situ
Konservasi in situ ialah
pelestarian keanekaragaman hayati pada habitat aslinya seperti komodo yang
dilestarikan di pulau komodo di NTT.
Konservasi ex situ ialah
pelestarian keanekaragaman hayati diluar habitat aslinya, seperti pelestarian
di kebun binatang, taman safari, dan bank tumbuhan. Bank tumbuhan ialah suatu
tempat yang dibuat agar dapat mengembangkan suatu varietas baru tanaman pangan
dan juga tempat untuk melestarikan tumbuhan dengan menyimpan bijinya atau
benihnya.
- Pembuatan taman khusus yang
berisi aneka ragam spesies tumbuhan
Yang dimaksud ialah pembuatan sebuah taman yang khususnya berisi beraneka
ragam jenis flora, dengan tujuan agar spesies dari flora tidak mengalami
kepunahan.
- Pelaksanaan KB (Keluarga
Berencana) dan program transmigrasi
Dengan pengendalian pertumbuhan penduduk melalui program KB (Keluarga
Berencana) dan pemerataan persebaran penduduk melalui program transmigrasi,
maka diharapkan hilangnya ekosistem untuk pemukiman penduduk dan juga untuk
pemenuhan kebutuhan ekonomi penduduk dapat dikurangi seminimal mungkin. Dengan
demikian daya dukung lingkungan terhadap kehidupan menjadi lebih maksimal.
- Melakukan penelitian
terhadap tanaman atau hewan. Penelitian ini bertujuan mencari fungsi dari
hewan dan tumbuhan yang belum diketahui dan bisa saja fungsi dari hewan
dan tumbuhan tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
- Melakukan penghijauan, yaitu
menanam beberapa spesies tumbuhan agar spesies tumbuhan tidak punah.
Tetapi dalam penghijauan ada hal penting selain menanam, yaitu merawat
tanaman yang telah ditanam agar tidak rusak.
- Menggalakkan program tebang
pilih tanam agar pohon yang telah ditebangi dapat tumbuh lagi. Selain itu
juga perlu dilakukan peningkatan pengawasan terhadap penebangan liar, agar
tidak ada orang yang menebangi pohon secara besar - besaran.
- Perluasan hutan lindung dan
taman nasional, hal ini dilakukan agar fungsi hutan sebagai tempat
penyerapan air, pencegah erosi dan tanah longsor, serta tempat
perlindungan flora dan fauna dapat berjalan dengan lancar.
- Melakukan pengolahan
terlebih dahulu terhadap limbah yang akan dibuang ke sungai dan perairan
lainnya agar daerah perairan tersebut tidak tercemar oleh limbah-limbah
yang mengandung racun. Akan tetapi yang lebih baik adalah menghindari
tindakan pembuangan limbah ke lingkungan perairan atau lingkungan hidup
lainnya.
- Ekoturisme
Ekoturisme merupakan kegiatan wisata yang dilaksanakan di alam bebas yang
kondisinya masih alami. Ekoturisme dapat membantu menyelamatkan habitat –
habitat alam yang mulai hilang di dunia ini, dengan cara memanfaatkan
lingkungan yang ada sebagai tempat wisata seperti taman nasional dan cagar
alam. Dari ekoturisme tersebut dapat dihasilkan dana yang dapat digunakan untuk
konservasi alam dan juga dapat memberikan pemasukan pada Negara. Namun
pelaksanaan ekoturisme harus dilakukan tanpa menimbulkan kerusakan pada habitat
alami serta tidak boleh menimbulkan perubahan perilaku alamiah hewan.
- Penggalian kembali
pengetahuan tradisional yang berkaitan dengan konservasi alam dan
pemeliharaan lingkungan hidup.
Penggalian pengetahuan tradisional ini menjadi penting untuk dilakukan dan
dikembangkan karena didalamnya terkandung ajaran untuk memanfaatkan alam sesuai
dengan kebutuhan hidup yang diperlukan. Dengan demikian penggalian pengetahuan
tradisional tersebut merupakan salah satu cara kita untuk menjaga lingkungan
dan khususnya mencegah kegiatan eksploitasi keanekaragaman hayati secara
berlebihan.
- Pelaksanaan pembangunan
berwawasan lingkungan secara konsisten.
Pembangunan berwawasan lingkungan secara sederhana dapat diartikan sebagai
kegiatan pembangunan yang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Dengan
melaksanakan pembangunan berwawsan lingkungan diharapkan agar pembangunan dapat
tetap berjalan dan lingkungan hidup tetap lestari, sehingga generasi masa depan
tetap dapat memperoleh manfaat dari lingkungan hidup
- Pembentukan Kelompok
Siswa Peduli Lingkungan.
Pembentukan kelompok ini dapat dilakukan pada setiap sekolah mulai dari
tingkat SD sampai SMA. Kelompok ini kegiatan utamanya berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan peduli lingkungan hidup dan juga mempromosikan mengenai
pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan di Bumi. Contoh kegiatan yang
bisa dilakukan antara lain adalah : melakukan gerakan pemunggutan sampah yang
bertujuan agar memotivasi siswa untuk tidak ragu – ragu memunggut sampah jika
menemukannya di jalan, melakukan pemilahan sampah di sekolah, mengadakan lomba
penghijauan kelas dan mempromosikan pentingnya keanekaragaman hayati melalui
media majalah dinding sekolah.
Jadi, kita harus melestarikan keanekaragaman hayati karena keanekaragaman
hayati memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Marilah kita
melestarikan keanekaragaman hayati untuk menyelamatkan masa depan Bumi kita.
Ayo Kawan ! Kita lestarikan keanekaragaman hayati.
6 Fachruddin M. Mangunjaya. Hidup Harmonis dengan Alam. Yayasan Obor
Indonesia. 2006. Halaman 69 – 70.
hal iA ,k n _ 0^ kan penangkar benih
pada waktu melakukan roguing, karena perbedaan kadang-kadang sangat sedikit dan
sukar dipilih sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya polusi
kromosom. Seringkali hal itu
dapat menjadi sumber penyakit.
3.
Untuk
menentukan apakah presentase kemurnian benih dapat melampaui syarat yang ditentukan oleh peraturan
pemerintah untuk kelas benih tertentu sehingga benih tersebut dapat memperoleh sertifikat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
1.
Kemurnian benih adalah merupakan persentase
berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih.
2.
Pengujian kemurnian benih merupakan suatu proses
atau kegiatan yang berfungsi untuk menelaah kepositifan fisik komponen –
komponen pada benih.
3.
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau
kualitas dari suatu jenisatau kelompokbenih. Data dan informasi mengenai benih
yangdiuji tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen
benih. Hal ini dilandasi oleh kerena konsumen dapatmemperoleh keterjaminan mengenai
benih yang akan digunakan.
B.
Saran
- Kriteria benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih
harus ditentukan dengan jelas. Apabila kriteria tidak ditentukan dengan
jelas maka akan terjadi kesalahan pada proses seleksi dan akan
mempengaruhi hasil dari uji kemurnian fisik benih
- Proses seleksi pada benih berukura kecil sangat sulit. Apabila contoh
kirim yang ditetapkan terlalu banyak akan menyita banyak waktu pada proses
seleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional.
2003. Benih Padi-Bagian 1: Kelas Benih
Penjenis. http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/view.php?file=STANDARD-MUTU/Standard-Nasional-indonesia/SNI_Horti/Benih/Old/SNI+01-233.4-2000.pdf&folder=MUTU-STANDARDISASI.
Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.
Justice, O.L., dan
Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan Praktek
Penyimpanan Benih Rajawali.
Jakarta.
Kamil, J. 1986. TEKNOLOGI BENIH 1 cetakan ke 10. Angkasa
Raya, Padang.
Kartasapoetra, A.G. 1992. Teknologi Benih: Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka
Cipta, Jakarta.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.
Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih
cetakan ke empat. PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.