TUGAS
TERSTRUKTUR
DASAR-DASAR
MANAGEMEN
STRUKTUR
ORGANISASI
(BERDASARKAN
DIVISIONAL DAN FUNGSIONAL)
Semester
:
Genap
2011/2012
Disusun
Oleh :
Nama
: Kustam
NIM
: A1L111053
Prodi : Agroteknologi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB
I
TINJAUAN
PUSTAKA
Setiap kegiatan perlu diorganisasikan,
yang berarti bahwa kegiatan tersebut
harus disiapkan, disusun
dan dialokasikan serta
dilaksanakan oleh para
unsur organisasi tersebut sehingga
tujuan organisasi dapat
tercapai secara efisien
dan efektif. Proses ini meliputi perincian pekerjaan, pembagian
pekerjaan dan koordinasi pekerjaan yang terjadi daiam suatu lingkup dan
struktur tertentu.
Struktur organisasi dapat didefinisikan
sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan dan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam
organisasi. Struktur ini mengandung unsure-unsur spesialis kerja,
standarlisasi, koordinasi, sentralisasi
atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja
Soekanto (1983) membagi struktur
organisasi menjadi lima kelompok yaitu struktur organisasi fungsional, struktur
organisasi proyek, struktur
organisasi matriks, struktur organisasi usaha (ventura) dan struktur
organisasi tim kerja (task force ).
1. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur
organisasi fungsional terdiri dari Bagian Pemasaran, Bagian Produksi,
Bagian Personalia dan
Bagian Pembelanjaan serta
Bagian Umum. Pada
struktur organisasi
fungsional apabila ada
seseorang yang diserahi
tugas untuk mengelola suatu proyek biasanya orang
tersebut sudah terlanjur setia pada bagian mana
dia dahulu bekerja. Oleh
karena itu seyogyanya
offing tersebut tidak
memanfaatkan menarik seluruh orang-orang dari bagiannya dahulu, tetapi sebaiknya
juga menarik orang-orang pada bagian lain yang mampu sehingga pengalaman dan
pengetahuan dapat dinikmati bersama.
Struktur organisasi fungsional
yang menangani proyek- proyek dapat dilihat pada Gambar 1.
·
Fungsional
Pada Struktur
organisasi fungsional apabila ada seseorang yang diserahi tugas untuk mengelola
suatu proyek biasanya orang tersebut sudah terlanjur setia pada bagian mana
dahulu dia bekerja. Oleh karena itu seyogyanya offing tersebut tidak
memanfaatkan menarik orang-orang dari bagiannya dahulu, tetapi sebaliknya juga menarik
orang-orang pada bagian lain yang mampu sehingga pengalaman dan pengetahuan
dapat dinikmati bersama.
2.
Struktur Organisasi Divisional
Banyak
perusahaan besar, dengan banyak jenis produk, diorganisasikan menurut struktur
organisasi divisional. Bila departementalisasi perusahaan menjadi terlalu
komplek dan tidak praktis bagi struktur fungsional, manajer perlu membentuk
divisi-divisi semi otonomi, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan
memasarkan produknya sendirinya
Organisasi
divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah
(geografis), langganan,dan proses atau peralatan. Lebih jelasnya sebagai
berikut:
Struktur
organisasi divisional atas dasar produk. Setiap departemen bertanggung jawab
atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logik yang dapat diikuti bila jenis-jenis
produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat
berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi (lihat gambar 6.2). Dalam gambar
terlihat bahwa perusahaan diorganisasikan atas dasar produk pada tingkat
manajer umum, dan pada tingkat selanjutnya menggunakan pendekatan fungsional.
·
Divisional
Departemen
yang dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan
produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar
departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan
Struktur
organisasi divisional atas dasar langganan.Departementalisasi
langganan adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk atau
jasa tertentu
Faktor-faktor Perancangan Struktur
Organisasi
Faktor-faktor utama yang menentukan
perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1.
strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. strategi
menjelaskan bagaimana aliran wewenang
dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan.
2.
teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang
digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan struktur
organisasi.
3.
anggota (pegawai / karyawan) dan orang-orang yang
terlibat dalam organisasi. kemanapun dan cara berfikir para anggota, serta
kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur
organisasi.
4.
ukuran organisasi. besarnya organisasi secara
keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat mempengaruhi struktur
organisasi. semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin
kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.
A. Unsur-unsur
Struktur Organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan
2. Standarisasi kegiatan
3. Koordinasi kegiatan
4. Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kegiatan
B.
Kelompok Kerja Formal:
1. Pembagian kerja
2. Menejer dan bawahan atau rantai
perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen pekerjaan
5. Tingkat manajemen
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen pekerjaan
5. Tingkat manajemen
C.
Organisasi
mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompopk kerja formal yaitu:
1. Kesatuan tugas khusus (task
forces)
2. Panitia:
a. tetap (standing committess)
disebut juga panitia structural
b. tidak tetap (ad hoe)
3. Dewan (boards) dan komisi
3. Dewan (boards) dan komisi
tujuan dibentuknya panitia manajemen
adalah untuk mengkoordinasikan dan mempertukarkan informasi, memberi saran
manajemen, atau bahkan membuat keputusan sendiri.
PEMBAHASAN
Berdasarkan sistem struktur organisasi yang digunakan
oleh PT. Graha Buana Cikarang (1996) dan berdasarkan uraian teori-teori sistem
struktur organisasi yang ada, dapat dilihat bahwa struktur organisasi yang
digunakan tidak spesifik mengikuti satu pola/tipe struktur oanisasi tertentu, tetapi
merupakan gabungan dari beberapa pola/tipe struktur organisasi
teoritis. Walaupun demikian
secara garis besar dapat dilihat bahwa struktur organisasi PT. Graha Buana
Cikarang memiliki ciri tertentu yang merupakan dasar pembentukannya. Ciri dasar
tersebut dibentuk dari sistem struktur organisasi matriks ( Soekanto, 1983 ).
Struktur organisasi matriks tersebut
secara fungsional membagi
ruang lingkup pekerjaan
atas beberapa divisi manajemen dan
tiap-tiap ivisi manajemen memiliki tugas/wewenang masing- masing serta
bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran tugas-tugasnya. Sehubungan dengan tujuan
dan kondisi perusahaan yang
meliputi jumlah proyek yang ditangani, jumlah karyawan, jenis bisnis yang
ditangani, hubungan pemilik terhadap
perusahaan konsultan dan
perusahaan kontraktor, lokasi
proyek terhadap kantor pusat,
dan sebagainya maka
sistem struktur organisasi
matriks pada aplikasinya tidak
dapat berdiri sendiri,
tetapi masih harus
dilengkapi oleh beberapa divisi
fungsional yang lain, yang tidak terlepas dari penggunaan beberapa jenis/ tipe
struktur organisasi teoritis.
Hubungan
antara pemilik, konsultan rencana dan para kontraktor pada
struktur organisasi PT. Graha Buana Cikarang mengambil sistem struktur
organisasi menurut Barrie dan Paulson (1984) yang meliputi struktur organisasi
putar kunci dan struktur organisasi manajemen konstruksi profesional. Sedangkan
keberadaan General Manager sehubungan dengan harus adanya wakil pemilik di
proyek, struktur organisasi PT.
Graha Buana Cikarang menganut
sistem Ivancevich dan Matteson(1987) yaitu struktur organisasi divisi
Oldmobile. Selanjutnya divisi-divisi lain pada sistem struktur organisasi
PT.Graha Buana Cikarang tidak terlepas
dari pengaruh system struktur organisasi teoritis yang ada.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat dikatakan
bahwa sistem struktur organisasi PT. Graha
Buana Cikarang merupakan gabungan dari sistem struktur organisasi teoritis yang
ada. Sistem struktur organisasi gabungan ini pada kenyataannya telah mengalami
penyesuaian dan penyelarasan terhadap kondisi dan tujuan perusahaan PT. Graha
Buana Cikarang yang memiliki lahan bisnis yang besar, jumlah karyawan yang
banyak, letak proyek terhadap kantor pusat, dan sebagainya. Sistem struktur
organisasi yang digunakan ternyata cukup cocok dengan kondisi dan tujuan dari
perusahaan PT. Graha Buana Cikarang. Keuntungan yang lain dari penggunaan
sistem struktur organisasi gabungan ini yaitu para pimpinan pusat dan pimpinan
di proyek dapat mengawasi dengan baik sistem keuangan dan prestasi kerja antara
divisi-divisi manajemen yang ada
sehingga terciptanya efisiensi
dan efektifitas kerja yang tinggi.
PT TELKOM. Dalam organisasinya, PT Telekomunukasi
Indonesia, Tbk memiliki sebuah Dewan Komisaris yang yang terdiri dari satu
ketua dan empat anggita serta sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan satu
orang Presiden Direktur dan empat
anggota Dewan Direksi lainnya ysng memiliki fungsi dan tanggung jawab yang
berbeda seperti direktur sumberdaya dan bisnis pendukung. Direktur bisnis
jaringan telekomunikasi, Direktur Bisnis
dan Jasa Telekomunikasi, dan Direktur Keuangan. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki beberapa anak
perusahaan terafiliasi seperti PT Telekomunikasi Seluler Seluruh Indonesia yang
bergerak sebagai penyelenggara jasatelekomunikasi bergerak seluler.
PT Indonusa
Telemedia yang menangani bisnis multimedia penyiaran dan internet dengan nama
produk TELKOM Vision PT Infomedia Nusantara yang mengelola bisnis
penerbitan Buku petunjuk Telepon (
Yellow Pages) dn Call Center. Selain anak perusahaan tadi, dalam menjalankan operasi perusahaan, PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk telah mengelompokkan unit-unit yang ada dalam
organisasi kedalam bentukDivisi. Secara umum, Divisi yang ada terbagi dua
kriteria besar yaitu Divisi Inti (Core Division) dan Divisi Pendukung (Support
Division).
Core
Division dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah sebagai berikut:
1.
Divisi Regional 1 untuk wilayah Sumatera
2.
Divisi Regional 2 untuk wilayah Jabotabek Sekapur
3.
Divisi Regional 3 untuk wilayah Jawa Barat dan Banten
4.
Divisi Regional 4 untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta
5.
Divisi Regional 5 untuk wilayah Jawa Timur
6.
Divisi Regional 6 untuk wilayah Kalimantan
7.
Divisi Regional 7 untuk wilayah Bali, Nusa Tenggara,
Sulawesi, dan kawasan Timur Indonesia
8.
Divisi Network (Divisi longdistance)
9.
Divisi Multimedia
.
DEPARTEMENTALISASI
Ada beberapa
cara diamana organisasi dapat mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang
bermacam-macam untuk dilaksanakan. Sekali lagi, proses penentuan cara bagaimana
kegiatan-kegiatan dikelompokkan disebut departementalisasi aatau departementasi
.
DEPARTEMENTALISASI FUNGSIONAL
Departementalisasi
fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sjanis
untuk membentuk satu satuan organisasi. Semua individu-individu yang
melaksanakan fungsi yang sama dikelompokkkan bersama seperti seluruh
personalia, penjualan, akuntansi, programmer computer, dan sebagainya.
Kebaikan pendekatan fungsional:
Kebaikan utama pendekatan fungsional
adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi
utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian
organisasi, dan memungkinkan pengawasan manajemeb puncak lebih ketat terhadap
fungsi-fungsi
Kelemahan struktur fungsional:
Bagaimanapun juga pendekatan
fungsional mempunyai berbagai kelemahan. Struktur fungsional dapat meniptakan
konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacatan pelaksanaan tugas
yang berurutan, memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya
memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota
berpandangan lebih sempitserta kurang inovatif.
DEPARTEMENTALISASI DIVISIONAL
Banyak
perusahaan besar dengan banyak jenis produk, diorganisasikan menurut struktur
organisasi divisional. Bila departementalisasi perusahaan menjadi terlalu
kompleks dan tidak praktis bagi struktur fungsional, manajer perlu membentuk
divisi-divisi semi otonomi, diman setiap divisi merancang, memproduksi dan
memasarkan produknya sendiri. Tidak seprti departemantalisasi fungsional, suatu
divisi menyerupai perusahaan yang terpisah kepala divisi terutama memusatkan
perhatiannya bersaing dengan satuan-satuan lainnya dalam perusahaan yang sama.
Tetapi suatu divisi bukan merupakan satuan bebas seperti halnya perusahaan
terpisah. Dalam hal ini, seorang menejer divisi tidak dapat membuat
keputusan-keputusan sebebas pemilik perusahaan terpisah, karena dia masih harus
melaporkan kegiatannya kepada direktur pusat. Sebagai pedoman umum wewenang
kepala divisi terbatas bila keputusan-keputusannya akan mempengaruhi
kegiatan-kegiatan divisi-divisi lain.
Kebaikan struktur disisional:
Organisasi atas dasar divisi
mempunyai beberapa kebaikan. Karena semua kegiatan, kerampilan dan keahlian
yang diperlukan untuk memproduksi dan memasarkan produk dikelompokkan menjadi
satu dibawah seorang kepala, keseluruhan pekejaan dapat lebih mudah
dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi dipelihara. Disampingitu, baik
kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat, karena
keputusan-keputusan yang dibuat pada tingkat divisi dekat dengan kancah
kegiatan.
Kelemahan struktur divisional:
Bagaimanapun juga struktur
divisional mempunyai berbagai kelemahan. Kepentingan divisi mungkin ditempatkan
diatas tujuan dan kebutuhan organisasi keseluruhan. Setiap divisi mempunyai
para anggota staf dan spesialis sendiri, sehingga akan meningkatkan biaya
administrasi dan terjadi duplikasi ketrampilan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Ø Kesimpulan
1.
Penerapan sistem struktur organisasi suatu perusahan
tertentu tidak harus menganut satu pola/ tipe struktur organisasi teoritis yang
ada.
2.
Sistem struktur organisasi yang digunakan oleh suatu perusahaan
tertentu bisa merupakan gabungan dan beberapa pola/ tipe struktur organisasi
teoritis yang ada.
3.
Antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya bisa memiliki sistem struktur organisasi yang berbeda. Hal ini tergantug
dari kondisi dan tujuan perusahaan tersebut.
Ø Saran
Sebaiknya masing-masing perusahaan
menerapkan sistem struktur organisasinya sesuai dengan kebutuhan serta
berdasarkan kondisi dan tujuan peusahaan tersebut. Sebab teori yang bersumer
dari makalah ini dibuat berdasarkan
pengalaman penulis selama bekerja di PT. Graha Buana Cikarang.
Istilah-istilah yang digunakan
masih menggunakan istilah asing. Jadi diharapkan pada
para pemakai untuk
menyesuaikannya dengan
kondisi pada perusahaan yang
bersangkutan.
PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM)
Sebaiknya perlu ditingkatkan kembali layanan yang dipubloikasikan, untuk
menunjang kedepan yang lebih baik dan profesianal demi mengembangkan SUBDITDATA
(Sub Direktorat Pengolahan Data)
DAFTAR
PUSTAKA
Soekanto Reksohadiprodjo, 1983, Manajemen Proyek,
BPFE, Yogyakarta
Ivancevich, J.M., Matteson,M.T., 1987, Organizational Rehavior and
Management, Business Publications Inc., Texas
Barrie, D.S.[and] Paul son, RC. 1984. Professional Construction Management,
2nd edition, McGraw Hill Inc. New York.
Certo, Samuel & Paul Peter, 1990, Strategic
Management, New York :McGraw Hill
Beteson,John E,. G. 1991. Service Marketing. Prentice
HallInternational, New Jersey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar