Mari Berusaha, Berdo'a Kemudian Tawakal

Saya Hanya Manusia Biasa

Sabtu, 05 Mei 2012

untaian mutiara hikmah


Khalifah: “Semua tokoh Madinah datang menyambutku, sedang anda tidak menampakkan diri 
sama sekali.”

Abu Hazim: “Dikatakan angkuh itu adalah setelah perkenalan, sedangkan anda belum mengenal 
saya    dan   sayapun    belum    pernah    melihat   anda.   Maka     keangkuhan     mana    yang    telah  saya
lakukan?”

Khlaifah:  “Benar  alasan  syaikh  dan  khalifah  telah  salah  berprasangka.  Dalam  benakku  banyak 
masalah yang ingin aku utarakan kepada anda wahai Abu Hazim.”

Abu Hazim: “Katakanlah wahai Amirul Mukminin, Allah tempat memohon pertolongan.”

Khalifah: “Wahai Abu Hazim mengapa kita membenci kematian?”

Abu  Hazim:  “Karena  kita  memakmurkan  dunia  kita  dan  menghancurkan  akhirat  kita.  Akhirnya 
kita benci keluar dari kemakmuran menuju kehancuran.”

Khalifah; “Anda benar wahai Abu Hazim. Apa bagian kita di sisi Allah kelak?”

Abu Hazim: “Bandingkan amalan anda dengan kitabullah, niscaya anda bisa mengetahuinya.”

Khalifah: “Dalam ayat yang mana saya dapat menemukannya?”

Abu Hazim:  “Anda bisa temukan dalam firman-Nya yang suci:

                                                                                              

“Sesungguhnya  orang-orang           yang   banyak    berbakti   benar-benar     berada    dalam    syurga   yang
penuh   keni'matan,   dan   sesungguhnya   orang-orang   yang   durhaka   benar-benar   berada   dalam
neraka.” (S Al-Infitar [82] : 13-14)

Khslifah: “Jika demikian, dimanakah letak rahmat Allah I?”

Abu Hazim: (membaca firman Allah):

“Sesungguhnya rahmat  Allah  itu  amat  dekat  dengan  mereka  yang  berbuat  kebajikan.”  (QS  Al-
A’raf *7+: 56)

Khalifah: “Lalu bagaimana kita menghadap Allah kelak, wahai Abu Hazim?”

Abu Hazim: “Orang-orang yang baik akan kembali kepada Allah seperti perantau yang                       kembali
kepada keluarganya, sedangkan yang jahat akan datang seperti budak yang curang atau lari lalu
diseret kepada majikannya yang keras.”

Khalifah menangis mendengarnya sampai keluar isaknya, kemudian berkata...
Khalifah: “Wahai Abu Hazim, bagaimana cara memperbaiki diri?”

Tidak ada komentar: