Mari Berusaha, Berdo'a Kemudian Tawakal

Saya Hanya Manusia Biasa

Senin, 03 Juni 2013

Laporan praktikum Pengujian Kemurnian Benih

Smangat

Acara I
Pengujian Kemurnian Benih


 

 





Oleh:
     Nama          : Kustam
           NIM            : A1L111053
                   Kelas           : Agroteknologi P




KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013






BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
      Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk melakukan pengujian benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
      Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi diperlukan karena walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun pada umumnya benih bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan benih bermutu rendah. Oleh sebab itu usaha pengembangan dan pengadaan benih bermutu tinggi sangat penting dan harus sampai pada petani tepat pada waktu yang dibutuhkan. Selain itu pemakaian benih bermutu tinggi adalah cara yang paling mudah diantara sekian banyak teknik-teknik untuk meningkatkan hasil tanaman.
      Pengujian benih ini dilakukan untuk menetapkan nilai setiap contoh benih yang diuji sehingga akan diketahui bagaimana keadaan faktor kualitas benihnya. Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, gaya berkecambah atau daya tumbuh benih. Ternyata usaha pengujian benih ini telah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang kita, walaupun hasilnya kurang memuaskan tetapi berhasil menyelamatkan usaha taninya. Pengujian yang mereka laksanakan biasanya menggunakan perasaan, melihat, meraba, mencium, dan menggigit benih-benih tersebut, dengan patokan-patokan tradisional. Hasil dari usaha pengujian-pengujian benih yang mereka lakukan adalah mereka dapat mempertahankan kelangsungan usaha taninya, serta mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dalam jangka waktu panjang (beratus-ratus tahun).
B.  Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan pengujian kemurnian benih secara fisik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Di Indonesia telah ada peraturan pemerintah tentang pelaksanaan pengujian kualitas benih. Peraturan inilah yang kemudian menjadi acuan bagi pihak manapun yang melakukan pengujian benih dan ingin hasil dari pengujiannya mendapatkan pengakuan secara nasional. Peraturan pemerintah tersebut adalah (Badan Standardisasi Nasional, 2003):
1.    Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1995 tentang perbenihan.
2.    Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang standardisasi nasional.
3.    Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 170/Kpts/OT.210/3/2002 tentang pelaksanaan Standardisasi Nasional di bidang pertanian.
4.    Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 803/Kpts/OT.210/7/1997 tentang sertifikasi dan pengawasan mutu benih bina.
Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor fisik. Menurut Kartasapoetra (1992), faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari varietas-varietas yang memiliki genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik adalah benih bermutu tinggi dengan kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebasa dari kotoran dan benih rerumputan serat bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air benih yang rendah (Kamil, 1986).
Menurut Kamil (1986) program pengembangan perbenihan yang terarah pada dasarnya harus diarahkan kepada dua bidang, yaitu :
1.    Pengadaan dan pengaturan penyaluran benih bermutu tinggi yang murni sifat genetiknya dan tepat waktunya sampai pada petani dengan jumlah yang cukup sehingga kebutuhan petani akan benih unggul dapat terpenuhi.
2.    Pengontrolan dan meningkatkan mutu (quality control) dan kemurnian hasil (benih).
Jika hasil pengujian kemurnian benih menunjukan persentase yang tinggi sekali, maka working sample untuk pengujian kadar air dan viabilitas benih dapat diambilkan dari submited sample (Kuswanto, 1997).
Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984)
Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran. (Kartasapoetra, 1986)
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud. (Justice, 1990)
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984)


















BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Bahan
Bahan yang digunakan, antara lain: biji kedelai. Alat yang digunakan, antara lain: timbangan analitik, pinset, petridish, kertas, kalkulator, magnifier, alat tulis, dan lembar pengamatan.

B.  Prosedur kerja
1.        Diambil contoh kerja dari benih yangada dengan cara pengurangan dengan memakai pembagi benih sehingga diperoleh berat benih yang diinginkan dan ditimbang.
2.        Disediakan alat-alat yang diperlukan.
3.        Diperiksalah contoj kerja sedikit demi sedikit di atas meja pemurnian dengan teliti (diingat waktu identifikasi biji) dan dipisahkan ke dalam komponen-komponen: benih murni, biji tanaman atau varietas lain, biji gulma, dan kotoran benih.
4.        Dihitung persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap berat contoh benih. Persentase benih murni adalah = 100% – jumlah presentase komponen – komponen)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
ACARA 1.PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH
Berat perlakuan
persentase
VL(gr)
KB(gr)
BM (%)
UL (%)
Kb (%)
7,1
1,1
72,57
23,74
3,8

Pengamatan ( 1 minggu ) / di foto
Tinggi tanaman
Jumlah daun
Warna daun
Kecepatan berkecambah

Persentase perkecambahan
%VL = berat VL x 100% = 7,1 x 100% = 23,74%
           Jumlah total              29,9
%KB = berat KB x 100% = 1,1 x 100% = 3,68%
             Jumlah total            29,9

%BM = berat BM x 100% = 21,7 x 100% = 72,57%
             Jumlah total               29,9

Jumlah total persentase perkecambahan 3,68% + 23,74% + 72,57% = 99,99%


B.     Pembahasan
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. ( Sutopo, 1998): 1) benih murni, 2) varietas lain, 3) kotoran benih
Benih murni
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupaka jenis/spesies yang sedang diuji. Termasuk dalam kategori:
a.    Benih masak dan utuh
b.    Benih yang berukuran kecil, mengkerut dan tidak masak
c.    Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d.   Pecahan/potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam spesies yang dimaksud
e.    Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

Benih Tanaman Lain
      Yang termasuk benih tanaman lain adalah benih jenis lain yang ikut tercampur dalam contoh & tidak dimaksudkan untuk diuji. Dalam hal ini beenih tanaman/varietas lain adalah benih dari semua dan/atau varietas tanaman pertanian yang tidak termasuk atau jenis varietas yang namanya tercantum pada label kemasan.

Kotoran Benih
       Kotoran benih adalah benih dan bagian dari benih serta bahan/material lain yang ukan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Dalam hal ini termasuk benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga, pecahan benih ≤ ½ ukuran normal, cangkang benih, kulit benih, sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai dan lain-lain.
Menurut Kuswanto (1997) prosedur pengujian kemurnian benih adalah sebagai berikut: 1. pengambilan working sample; 2. penimbangan working sample; 3. komponen-komponen yang ada dipisahkan; 4. timbang masing-masing komponen; 5. masing-masing komponen dihitung dalam persen kecuali pure pellet; dan 6. komponen-komponen yang ada diidentifikasi dan diberi tanda. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan pada praktikum yang telah dilaksanakan.
Description: image002













Gb. Skema analisis pengujian kemurnian benih
Analisa kemurnian benih mengharuskan pemisahan menjadi empat komponen sebagai berikut: benih murni, benih varietas lain, dan kotoran benih. Tujuan dari uji kemurnian benih adalah (Kuswanto,1997)
1.         Melindungi konsumen dan memberikan informasi kepada konsumen tentang komposisi benih. Pengguna benih tentunya menginginkan agar benih yang dibelinya adalah benar-benar benih dengan sifat yang sesuai dengan yang tercantum pada sertifikatnya. Kesesuaian ini sangat penting karena dapat mempengaruhi jumlah benih yang dibutuhkan, keragaman tanaman di lahan, pengelolaan dan kualitas hasil panen. Selain itu, konsumen pengguna benih perlu mengetahui apa saja yang tercampur dalam benih yang akan dipakai untuk usaha taninya.
2.         Mengetahui macam spesies atau varietas lain yang tercampur dalam benih. Jika benih tercampur dengan  biji dari spesies yang sama tetapi varietasnya berbeda maka hal itu akan menyulitkan penangkar benih pada waktu melakukan roguing, karena perbedaan kadang-kadang sangat sedikit dan sukar dipilih sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya polusi kromosom. Seringkali hal itu dapat menjadi sumber penyakit.
3.         Untuk menentukan apakah presentase kemurnian benih dapat melampaui  syarat yang ditentukan oleh peraturan pemerintah untuk kelas benih tertentu sehingga benih tersebut dapat memperoleh sertifikat.



BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
1.     Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih.
2.     Pengujian kemurnian benih merupakan suatu proses atau kegiatan yang berfungsi untuk menelaah kepositifan fisik komponen – komponen pada benih.
3.      Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari suatu jenisatau kelompokbenih. Data dan informasi mengenai benih yangdiuji tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih. Hal ini dilandasi oleh kerena konsumen dapatmemperoleh keterjaminan mengenai benih yang akan digunakan.

B.     Saran
  1. Kriteria benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih harus ditentukan dengan jelas. Apabila kriteria tidak ditentukan dengan jelas maka akan terjadi kesalahan pada proses seleksi dan akan mempengaruhi hasil dari uji kemurnian fisik benih
  2. Proses seleksi pada benih berukura kecil sangat sulit. Apabila contoh kirim yang ditetapkan terlalu banyak akan menyita banyak waktu pada proses seleksi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2003. Benih Padi-Bagian 1: Kelas Benih Penjenis. http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/view.php?file=STANDARD-MUTU/Standard-Nasional-indonesia/SNI_Horti/Benih/Old/SNI+01-233.4-2000.pdf&folder=MUTU-STANDARDISASI. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.
Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih Rajawali. Jakarta.
Kamil, J. 1986. TEKNOLOGI BENIH 1 cetakan ke 10. Angkasa Raya, Padang.
Kartasapoetra, A.G. 1992. Teknologi Benih: Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta, Jakarta.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.
Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih cetakan ke empat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


Tidak ada komentar: