LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA IV
(PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA)
Semester :
Genap 2011/2012
Disusun Oleh :
Nama : Kustam
NIM : A1L111053
Rombongan : AGT
par 2
Asisten : Nova Margareth
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanah secara Edhapologi adalah tubuh alam yang
disintesiskan dalam bentuk penampang (ada horizon-horizon), terdiri dari
berbagai hancuran mineral dan bahan organik yang menyelimuti bumi dan dapat
memberi atau menyediakan makanan, air udara bagi tumbuhan. Tanah mempunyai
sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak
terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah dalam pertanian mempunyai peranan
sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan,
cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat
fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi
tanah dan lain-lain.
1. Warna
Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang
paling jelas dan mudah ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa
sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan
warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air
berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna
merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada
keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah. Penetapan
warna tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart.
2. Tekstur
Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan
relatif antara fraksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur
penting dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3
macam tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah mengandung
pasir, presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila tidak ada kandungan
pasir dan liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat > 35%.
3. Struktur
Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil
dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir
pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan
organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah merupakan
susunan ikatan partikel tanah
satu sama lain. Ikatan
tanah berbentuk sebagai
agregat tanah. Pengamatan kuat
lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan sebagai derajat struktur
tanah.
4. Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat
fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau
tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik
antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan
berbagai kelembaban tanah.
Macam
- macam Konsistensi Tanah :
a. Konsistensi
Basah
Ø Tingkat
Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir
tanah dengan benda lain.
Ø Tingkat
Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan.
b. Konsistensi
Lembab
c. Konsistensi
Kering
B. Tujuan
Dapat menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah
dengan menggunakan buku Munsell Soil
Color Chart, menetapkan tekstur tanah ,menetapkan struktur tanah, menetapkan
berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab, dan kering.
BAB II
METODE KERJA
A. Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum Acara IV Pengamatan tanah Dengan Indra antara
lain cawan porselin, botol semprot, colet/spatel dan buku Munsell Soil Color
Chart. Bahan
yang digunakan antara lain contoh tanah halus (<0,5mm) dan tanah yang masih
berbentuk gumpalan (Inseptisol, Andisol, Ultisol, Vertisol, Entisol).
B. Prosedur
Kerja
1. Warna
Tanah
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab
secukupnya (permukaanya tidak mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas
buku Munsell Soil Collor Chart. Dicatat notasi warna (Hue, Value, chroma) dan
nama warna. Penamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.
2. Tekstur
Tanah
Penetapan tekstur tanah dilapang
dilakukan dengan cara merasakan atau meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk.
Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga
tanah dapat ditekan. Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil
dirasakan kasar halusnya tanah. Jika :
· Bentukan
benang mudah dan membentuk pita panjang, maka besar kemungkinan teksturnya
liat,
· Mudah
patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat dan
· Tidak
terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa lembut dan licin,
berarti lempung berdebu ; terasa kasar : lempung berpasir.
3. Struktur
Tanah
Sebongkah tanah diambil dari horison
tanah, kemudian dipecah dengan cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan
dari ketinggian tertentu. Sehingga bongkah tanah akan pecah secara alami.
Pecahan tersebut menjadi agregat mikro (ped) yang merupakan kelas struktur
tanah.
4. Konsistensi
Contoh tanah dalam berbagai kandungan
air diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan
dimulai pada kondisi kering, lembab dan basah dengan cara menambah air pada
contoh tanahnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Warna
dan Tekstur Tanah
NO
|
JENIS TANAH
|
WARNA
TANAH
|
TEKSTUR TANAH
|
|
Notasi
Warna
|
Nama
Warna
|
|||
1.
|
Entisol
|
5 YR 3/3
|
Dark Reddish Brown
|
Lempung Liat Berdebu
|
2.
|
Vertisol
|
10 YR 2/2
|
Very Dark Brown
|
Lempung Berpasir
|
3.
|
Ultisol
|
7,5 YR 4/4
|
Dark Brown
|
Lempung Berliat
|
4.
|
Inseptisol
|
7,5 YR 3/2
|
Dark Brown
|
Lempung Liat Berpasir
|
2. Struktur
NO
|
JENIS
TANAH
|
STRUKTUR TANAH
|
||
Tipe
|
Kelas
|
Derajat
|
||
1.
|
Entisol
|
Remah
|
Sedang
|
0
|
2.
|
Vertisol
|
Gumpal
|
Sedang
|
3
|
3.
|
Ultisol
|
Gumpal
|
Sangat Halus
|
0
|
4.
|
Inseptisol
|
Remah
|
Halus
|
0
|
3. Konsistensi
NO.
|
JENIS TANAH
|
Konsistensi
Basah
|
Konsistensi
lambat
|
Konsistensi
kering
|
|
Kelekatan
|
Keliatan
|
||||
1.
|
Entisol
|
S
|
P
|
F
|
vh
|
2.
|
Vertisol
|
S
|
P
|
E
|
eh
|
3.
|
Ultisol
|
S
|
P
|
F
|
sh
|
4.
|
Inceptisol
|
SS
|
PS
|
VF
|
h
|
B. Pembahasan
Definisi tanah menurut Foth adalah
bahan mineral yang tidak pepat (unconsolidated) pada permukaan tanah yang
dipengaruhi oleh factor-faktor genetic dan lingkungan, yaitu:
iklim,organisme serta topografi yang semuanya berlangsung pada suatu periode.
Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang
sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan
alam (natural material) dipermukaan bumi.(Hakim, 1986).
Warna merupakan
salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian
karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanaman tetapi
secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan
kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu,
kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan
tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran kelabu, coklat dan
bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan.
(Tan Kim, 1995)
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga
faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik
tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung
mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada
tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai
merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua.
Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan
sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan
tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab
hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan
tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang
ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga
kelabu hijau (Madjid, 2009)
Tekstur
tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai
perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (slit) (berdiameter 0,20- 0,002 mm atau
200- 2µm) dan liat (clay) (<2 µm).
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
a) Tanah
bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70%
pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
b) Tanah
bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal 37,5 % liat atau
bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
c) Tanah bertekstur
sedang atau tanah berlempung.
(Hanafiah,
2009)
Struktur tanah
menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu,
dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat.
Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri
penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi kimia. Struktur mengubah
pengaruh tekstur dengan memperhatikan hubungan kelembaban udara. Struktur
berkenbang tidak dari satu butir tunggal maupun dari keadaan pejal. Warna
merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. (Foth, 1998)
Konsistensi
tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah
dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hardjowigeno, 1992)
Penetapan konsistensi
tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering.
Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan
penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas
lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi
kadar air tanah kering udara. (Abdul
Madjid, 2009)
Konsistensi
tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah
dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hardjowigeno, 1992)
Penetapan konsistensi
tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering.
Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan
penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas
lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi
kadar air tanah kering udara. (Abdul
Madjid, 2009)
Tanah Vertisol memilki tekstur liat
karena cirinya rasa agak licin , membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan
kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena tanah ini
dikembangkan dari bahan induk liat dimanailkim musim basah dan kering
jelas (Foth,1988).
Tanah Ultisol bertekstur liat
berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak kasar , membentuk bola dalam keadaan
kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali. Tanah ini
dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan dalam iklim humid untuk waktu
yang sangat lama (Foth, 1988).
Tanah Inseptisol memiliki tekstur
lempung berpasir dengan cirri-ciri agak kasar, bola agak keras tetapi mudah
hancur, melekat. Tanah ini mengandung pisah-pisah lempung lebih besar atau sama
dengan 35% dan pasir lebih besar atau sama dengan 45 %. Inseptisol termasuk
dalam tanah Andosol karena teksturnya lempung berpasir sebenarnya sudah sangat
menyulitkan pertumbuhan padi sebab suhunya rendah sehingga mengakibatkan proses
pelapukan terhambat (Hakim, 1986).
Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari
dangkal sampai dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C
tetapi batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ),
berstruktur butir tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas (Munir, 1996)
Andisol di Indonesia terletak pada daerah yang
mempunyai ketinggian 0 (pantai) hingga 3500 meter (puncak gunung) di atas
permukaan laut, dengan bentuk wilayah datar sampai bergunung serta di bawah
kondisi iklim tropika basah dan pada landscape vulkanik muda (Djaenudin &
Sujadi, 1988). Bahan induk andisol adalah berupa abu vulkanik yang dapat
tersusun atas andesito-desitik, andesit , basalto andesitik dan basaltik (Tan,
1965)
Pola penyebaran tanah andisol di
Indonesia banyak dijumpai di Jawa, Sumatera, Bali, NTB, NTT, Sulawesi dan
Halmahera (Munir, 1983).
Di Sumatera andisol berderet dari
Aceh hingga Lampung yang kesemuanya ditemui di lereng Bukit Barisan. Di Jawa
andisol di dekat kota Pandeglang (G. Lirang), Gunung Salak, dan Pangrango (Jawa
Barat); sedang di Jawa Tengah dijumpai di Gunung Lawu Peg. Dieng, G. Merapi, G.
Merbabu dan G. Wilis. Di Jawa Timur dijumpai di Peg. Tengger, G. Kawi, G.
Butak, G. Argopuro, Peg. Ijen dan G. Arjuno. Di Pulau Bali dijumpai di sekitar
Gunung Agung dan Batur. Untuk Pulau Lombok dijumpai di sekitar G. Rinjani.
Untuk Pulau Sumbawa di sekitar G. Tambora mengarah ke timur hhingga Kepulauan
Solor, Alor, Wetan dan membelok ke utara yaitu Pulau Sulawesi bagian selatan
yang dijumpai di Gunung Gandadi, G. Watu, G. Kambuno, dan G. Kambituru. Untuk
Sulawesi Utara dijumpai di sekitar Gunung Saputan (Munir, 1996)
Menurut Buringh (1970) dalam
Munir(1996) adalah proses pembentukan tanah-tanah abu vulkanis di wilayah
tropika basah meliputi : hidrolisis secara intensif, andosolisasi, irreversible
drying, melanisasi dan pembentukan padas. Andisol di Indonesia merupakan tanah
yang cukup subur untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan
Sasaran pokok cara kerja penetapan
tektur tanah adalah menentukan agihan ukuran jarak penyusun fasa padat tanah.
Pada acara praktikum ini uji tekstur tanah dilaksanakan dengan menguji suatu
massa contoh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan
rasa tanah dan sensai yang muncul (Poerwowidodo, 1991).
BAB IV
KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum kali ini
diperoleh data hasil
dari masing-masing percobaan yaitu
1. Jenis tanah Inceptisol notasi warna 7.5 YR 3/2 dengan nama
warnanya adalah Dark Brown dan bertekstur lempung liat berpasir.Struktur tanahnya bertipe remah, dengan kelas halus, dan derajatnya adalah
cukupan. Konsistensi basah
kelekatan SS (Sligtly Sticky)
keliatan PS (Sligtly plastic),
konsistensi lembab vf (very vriable), konsistensi
kering h (hard).
2. Jenis tanah Ultisol notasi warna 7.5 YR 4/4 dengan nama warnanya
adalah Dark Brown dan bertekstur lempung berliat.Struktur tanahnya bertipe gumpal, dengan kelas sangat halus, dan derajatnya
adalah 0. Konsistensi basah
kelekatan S (Sticky)
keliatan P (plastic),
konsistensi lembab f (friable),
konsistensi kering sh
(slightly hard).
3. Jenis tanah vertisol notasi warna 10 YR 2/2 dengan nama
warnanya adalah Very Dark Brown dan bertekstur lempung berpasir.Struktur tanahnya bertipe gumpal, dengan kelas sedang, dan derajatnya adalah
3 (kuat). Konsistensi basah
kelekatan S (Sticky)
keliatan P (plastic),
konsistensi lembab et (extremely firm),
konsistensi kering eh
(extermely hard).
4. Jenis tanah Entisol notasi warna 5 YR 3/3 dengan nama
warnanya adalah Dark Reddish Brown dan bertekstur lempung liat berpasir.Struktur tanahnya bertipe remah, dengan kelas sedang, dan derajatnya adalah
0. Konsistensi basah
kelekatan S (Sticky)
keliatan P (plastic),
konsistensi lembab f (very friable),
konsistensi kering vh
(very hard).
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja
Grafindo Persada : Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo
: Jakarta
Munir, Moch. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Jakarta : PT
Dunia Pustaka Jaya
Poerwowidodo. 1991.
Genesa Tanah. Rajawali : Jakarta
Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian The dan Kina : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar