Mari Berusaha, Berdo'a Kemudian Tawakal

Saya Hanya Manusia Biasa

Rabu, 02 Mei 2012

laporan praktikum dasar ilmu tanah tentang pengamatan tanah dengan indra


LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA IV
(PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA)








Semester :
Genap 2011/2012

Disusun Oleh :
Nama          : Kustam
NIM             : A1L111053
Rombongan : AGT par 2      
Asisten         : Nova Margareth
                      

KEMENTERIAN  PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Tanah secara Edhapologi adalah tubuh alam yang disintesiskan dalam bentuk penampang (ada horizon-horizon), terdiri dari berbagai hancuran mineral dan bahan organik yang menyelimuti bumi dan dapat memberi atau menyediakan makanan, air udara bagi tumbuhan. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain.
1.      Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah. Penetapan warna tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart.

2.      Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur penting dalam penentuan sifat fisika, kimia, dan fisika-kimia tanah. Ada 3 macam tekstur utama tanah, yaitu : tekstur pasir (sand) yaitu tanah mengandung pasir, presentasinya > 70%, lempung (loam) yaitu bila tidak ada kandungan pasir dan liat, dan liat (clay) yaitu kandungan liat > 35%.

3.      Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah merupakan susunan  ikatan partikel  tanah  satu  sama  lain. Ikatan  tanah  berbentuk  sebagai  agregat  tanah. Pengamatan kuat lemahnya agregat tanah yang terbentuk yang dinyatakan sebagai derajat struktur tanah.

4.      Konsistensi
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
Macam - macam Konsistensi Tanah :
a.       Konsistensi Basah
Ø Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain.
Ø Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan.
b.      Konsistensi Lembab
c.       Konsistensi Kering


B.  Tujuan
Dapat menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan  menggunakan buku Munsell Soil Color Chart, menetapkan tekstur tanah ,menetapkan struktur tanah, menetapkan berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab, dan kering.


















BAB II
METODE KERJA
A.  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Acara IV Pengamatan tanah Dengan Indra antara lain cawan porselin, botol semprot, colet/spatel dan buku Munsell Soil Color Chart. Bahan yang digunakan antara lain contoh tanah halus (<0,5mm) dan tanah yang masih berbentuk gumpalan (Inseptisol, Andisol, Ultisol, Vertisol, Entisol).

B.  Prosedur Kerja
1.      Warna Tanah
Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya (permukaanya tidak mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas buku Munsell Soil Collor Chart. Dicatat notasi warna (Hue, Value, chroma) dan nama warna. Penamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

2.      Tekstur Tanah
Penetapan tekstur tanah dilapang dilakukan dengan cara merasakan atau meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk. Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga tanah dapat ditekan. Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar halusnya tanah. Jika :
·  Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka besar kemungkinan teksturnya liat,
·  Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat dan
·  Tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu ; terasa kasar : lempung berpasir.



3.      Struktur Tanah
Sebongkah tanah diambil dari horison tanah, kemudian dipecah dengan cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Sehingga bongkah tanah akan pecah secara alami. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro (ped) yang merupakan kelas struktur tanah.

4.      Konsistensi
Contoh tanah dalam berbagai kandungan air diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan dimulai pada kondisi kering, lembab dan basah dengan cara menambah air pada contoh tanahnya.
           












BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Warna dan Tekstur Tanah

NO
JENIS TANAH
WARNA TANAH
TEKSTUR TANAH
Notasi Warna
Nama Warna
1.
Entisol
5 YR 3/3
Dark Reddish Brown
Lempung Liat Berdebu
2.
Vertisol
10 YR 2/2
Very Dark Brown
Lempung Berpasir
3.
Ultisol
7,5 YR 4/4
Dark Brown
Lempung Berliat
4.
Inseptisol
7,5 YR 3/2
Dark Brown
Lempung Liat Berpasir

2.  Struktur
NO
JENIS TANAH
STRUKTUR TANAH
Tipe
Kelas
Derajat
1.
Entisol
Remah
Sedang
0
2.
Vertisol
Gumpal
Sedang
3
3.
Ultisol
Gumpal
Sangat Halus
0
4.
Inseptisol
Remah
Halus
0

3. Konsistensi
NO.
JENIS  TANAH
Konsistensi Basah
Konsistensi lambat
Konsistensi kering
Kelekatan
Keliatan
1.
Entisol
S
P
F
vh
2.
Vertisol
S
P
E
eh
3.
Ultisol
S
P
F
sh
4.
Inceptisol
SS
PS
VF
h



B. Pembahasan
Definisi tanah menurut Foth adalah bahan mineral yang tidak pepat (unconsolidated) pada permukaan tanah yang dipengaruhi oleh factor-faktor  genetic dan lingkungan, yaitu: iklim,organisme serta topografi yang semuanya berlangsung pada suatu periode. Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi.(Hakim, 1986).  

Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan. (Tan Kim, 1995)
            Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid, 2009)
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (slit) (berdiameter 0,20- 0,002 mm atau 200- 2µm) dan liat (clay) (<2 µm). Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
a)    Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
b)   Tanah bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal 37,5 % liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
c) Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung.
(Hanafiah, 2009)
     Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi kimia. Struktur mengubah pengaruh tekstur dengan memperhatikan hubungan kelembaban udara. Struktur berkenbang tidak dari satu butir tunggal maupun dari keadaan pejal. Warna merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. (Foth, 1998)

Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hardjowigeno, 1992)

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. (Abdul Madjid, 2009)

     Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. (Hardjowigeno, 1992)

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. (Abdul Madjid, 2009)
Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak licin ,  membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena tanah  ini dikembangkan  dari bahan induk liat dimanailkim musim basah dan kering jelas (Foth,1988).

Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak kasar , membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama (Foth, 1988).

Tanah Inseptisol memiliki tekstur lempung berpasir dengan cirri-ciri agak kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur, melekat. Tanah ini mengandung pisah-pisah lempung lebih besar atau sama dengan 35% dan pasir lebih besar atau sama dengan 45 %. Inseptisol termasuk dalam tanah Andosol karena teksturnya lempung berpasir sebenarnya sudah sangat menyulitkan pertumbuhan padi sebab suhunya rendah sehingga mengakibatkan proses pelapukan terhambat (Hakim, 1986).
Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampai dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas (Munir, 1996)
Andisol di Indonesia terletak pada daerah yang mempunyai ketinggian 0 (pantai) hingga 3500 meter (puncak gunung) di atas permukaan laut, dengan bentuk wilayah datar sampai bergunung serta di bawah kondisi iklim tropika basah dan pada landscape vulkanik muda (Djaenudin & Sujadi, 1988). Bahan induk andisol adalah berupa abu vulkanik yang dapat tersusun atas andesito-desitik, andesit , basalto andesitik dan basaltik (Tan, 1965)
            Pola penyebaran tanah andisol di Indonesia banyak dijumpai di Jawa, Sumatera, Bali, NTB, NTT, Sulawesi dan Halmahera (Munir, 1983).
            Di Sumatera andisol berderet dari Aceh hingga Lampung yang kesemuanya ditemui di lereng Bukit Barisan. Di Jawa andisol di dekat kota Pandeglang (G. Lirang), Gunung Salak, dan Pangrango (Jawa Barat); sedang di Jawa Tengah dijumpai di Gunung Lawu Peg. Dieng, G. Merapi, G. Merbabu dan G. Wilis. Di Jawa Timur dijumpai di Peg. Tengger, G. Kawi, G. Butak, G. Argopuro, Peg. Ijen dan G. Arjuno. Di Pulau Bali dijumpai di sekitar Gunung Agung dan Batur. Untuk Pulau Lombok dijumpai di sekitar G. Rinjani. Untuk Pulau Sumbawa di sekitar G. Tambora mengarah ke timur hhingga Kepulauan Solor, Alor, Wetan dan membelok ke utara yaitu Pulau Sulawesi bagian selatan yang dijumpai di Gunung Gandadi, G. Watu, G. Kambuno, dan G. Kambituru. Untuk Sulawesi Utara dijumpai di sekitar Gunung Saputan (Munir, 1996)
            Menurut Buringh (1970) dalam Munir(1996) adalah proses pembentukan tanah-tanah abu vulkanis di wilayah tropika basah meliputi : hidrolisis secara intensif, andosolisasi, irreversible drying, melanisasi dan pembentukan padas. Andisol di Indonesia merupakan tanah yang cukup subur untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Sasaran pokok cara kerja penetapan tektur tanah adalah menentukan agihan ukuran jarak penyusun fasa padat tanah. Pada acara praktikum ini uji tekstur tanah dilaksanakan dengan menguji suatu massa contoh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah dan sensai yang muncul (Poerwowidodo, 1991).

           





















BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini diperoleh data hasil dari masing-masing percobaan yaitu
1. Jenis tanah Inceptisol notasi warna 7.5 YR 3/2 dengan nama warnanya  adalah Dark Brown dan bertekstur lempung liat berpasir.Struktur tanahnya bertipe remah, dengan kelas halus, dan derajatnya adalah cukupan. Konsistensi basah kelekatan SS (Sligtly Sticky) keliatan PS (Sligtly plastic), konsistensi lembab vf (very vriable), konsistensi kering h (hard).
2. Jenis tanah Ultisol notasi warna 7.5 YR 4/4 dengan nama warnanya adalah Dark Brown dan bertekstur lempung berliat.Struktur tanahnya bertipe gumpal, dengan kelas sangat halus, dan derajatnya adalah 0. Konsistensi basah kelekatan S (Sticky) keliatan P (plastic), konsistensi lembab f (friable), konsistensi kering sh (slightly hard).
3. Jenis tanah vertisol notasi warna 10 YR 2/2 dengan nama warnanya  adalah Very Dark Brown dan bertekstur lempung berpasir.Struktur tanahnya bertipe gumpal, dengan kelas sedang, dan derajatnya adalah 3 (kuat). Konsistensi basah kelekatan S (Sticky) keliatan P (plastic), konsistensi lembab et (extremely firm), konsistensi kering eh (extermely hard).
4. Jenis tanah Entisol notasi warna 5 YR 3/3 dengan nama warnanya  adalah Dark Reddish Brown dan bertekstur lempung liat berpasir.Struktur tanahnya bertipe remah, dengan kelas sedang, dan derajatnya adalah 0. Konsistensi basah kelekatan S (Sticky) keliatan P (plastic), konsistensi lembab f (very friable), konsistensi kering vh (very hard).



DAFTAR PUSTAKA

Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta
Munir, Moch. 1996.  Tanah-Tanah Utama Indonesia. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah. Rajawali : Jakarta

Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian The dan Kina : Bandung.



Tidak ada komentar: