LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA VI
(PENGENALAN PROFIL TANAH)
Semester :
Genap 2011/2012
Disusun Oleh :
Nama :
Kustam
NIM :
A1L111053
Rombongan : 14
Asisten : Ratri Noorhidayah
Soffa Zukhrofati
Nova Margareth
Septia Lindia
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanah
adalah benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang, lebar dan
kedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas (sets of characteristic) yang merupakan hasil kerja faktor-faktor
pembentuk tanah. Akibat bekerjanya faktor-faktor pembentuk tanah ini, maka
setiap jenis tanah akan menampakkan profil yang berbeda. Ciri-ciri morfologi
suatu tanah sangat berguna untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburan
tanahnya. Tindakan budidaya tanaman akan lebih tepat, bila didasarkan pada
sifat morfologi tersebut.
Tanah
secara Edhapologi adalah tubuh alam yang disintesiskan dalam bentuk penampang
(ada horizon-horizon), terdiri dari berbagai hancuran mineral dan bahan organik
yang menyelimuti bumi dan dapat memberi atau menyediakan makanan, air udara
bagi tumbuhan.
Profil dari
tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison,
horison-horison tersebut diantaranya yaitu :
1. Horison
O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi)
dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini
ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh. Merupakan horison
organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral
2. Horison
A1 adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna
agak gelap. A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik. A3 –
Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A. Horison dipermukaan tanah yang
terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison
eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian.
3. Horison
E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT,
liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten
lainnya tinggi serta berwarna terang.
4. Horison
B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison
diatasnya.
5. Horison
C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau
belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6. Horison
R adalah batuan keras yang belum dilapuk sehingga tidak dapat ditembus akar
tanaman.
Pengamatan
profil meliputi pengamatan dalam profil itu sendiri, dan pengamatan faktor
sekeliling yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Yang termasuk faktor
sekeliling antara lain yaitu vegetasi, kedalaman air tanah, topografi, usaha tani,
ada tidaknya faktor penghambat seperti bahaya banjir, erosi, salinitas, keadaan
berbatu dan sebagainya.
Untuk
mengenal suatu jenis tanah, dilakukan praktikum pengenalan profil di lapang.
Profil tanah yang akan diamati ciri- cirinya harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut, yaitu masih alami, vertikal dan bidang pengamatan profil tidak boleh
terkena sinar matahari secara langsung.
B. Tujuan
Tujuan
praktikum Acara VI Pengenalan Profil Tanah ini adalah untuk mengetahui atau
mengenal suatu jenis tanah, dan untuk mengamati horizon-horizon tanah.
BAB II
METODE KERJA
A. Alat
dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum Acara VI. Pengenalan Profil Tanah ini antara lain Bor
tanah, abney level (clinometer) untuk
mengukur kemiringan tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas
label, meteran, buku Munsell Soil Color Chart, Kantong Plastik, Spidol, buku
pedoman pengamatan tanah di lapang, dan daftar isian profil.
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah larutan H2O2 3%, larutan HCL 10%, larutan
αα-dipridil dalam 1N NH4Oac neteral, akuades dan lahan
pengamatan.
B. Prosedur
Kerja
1. Tempat
pembuatan profil dipilih, sebelumnya dilakukan pengeboran (boring) ditempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1
meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1meter, yang berguna supaya tercapai
keseragaman.
2. Lubang
yang telah digali sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran
panjang 2m, lebar 1,5m. Didepan bidang pengamatan profil dibuat tangga (trap) ke bawah untuk memudahkan
pengamatan.
C. Pengamatan
Pengamatan
dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan atas sampai bawah.
Penarikan batas horison atau lapisan tanah dapt ditentukan dengan melihat
pebedaan warna atau menusuk-nusuk piasu ke dalam tanah dengan tekanan tetap
untuk meraskan perbedaan kekerasannya. Selanjutnya dilakukan penetapan
horison-horison dan penncatatan pada daftar isian profil.
Dalam pengamatan tebal horison
perlu diamati :
1. Keselasan
yang dibedakan atas :
a
= Abrupt (nyata) jika tebalnya
<2,5 cm
c
= Clear (jelas), batas peralihannya
2,50-6,25 cm
g
= Gradual (berangsur), batas
peralihannya 6,25- 12,5 cm
d
= Diffuse (baur), batas peralihannya
>12,5 cm
2. Topografi
batas horison yang dibedakan atas :
s
= smooth (rata), batasnya lurus
teratur
w
= wavy (berombak), berbentuk kantong,
lebar > dalam
i
= irregular (tidak teratur),
berbentuk kantong, lebar < dalam
b
= broken (terputus), batas horison
tidak dapat disambung
Setelah
masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing lapisan diamati; warna,
tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman, bentukan istimewa
seperti konkresi, horison penciri, dan sebagainya.
Selain
ciri-ciri morfologi profil, perlu juga dicatat faktor-faktor sekeliling yaitu
relief, lereng (posisi, bentuk), bentuk wilayah, ketinggian tempat, bahan
induk, drainase (kelas), permeabilitas, bentuk erosi, vegetasi, iklim, curah
hujan, permukaan air tanah, usaha tani, keadaan batu, dan sebagainya.
BAB
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
DESKRIPSI PROFIL
Pemeta
:
No
lapang :
Tanggal
: 10 Mei
2012
|
Nama
tanah: inseptiso
Fase
:
|
Tanda
satuan peta tanah :
|
||
Lembaran
: -
Peta
:
Photo
udara :
Propinsi
: Jawa Tengah
Kabupaten
: Banyumas
kecamatan : Purwokerto Utara
Desa/kel
: Grendeng
Ketinggian
tempat : 70 dpl
|
Fisiografi
:aspek bentuk wiayah
Bahan
Induk :
Formasi
geologi :
|
|||
RELIEF
Makro
: Mikro :
|
||||
Cuaca
: Cerah
Iklim
: Tropis Basah
Tipe
(kopen) :B
Curah
hujan : -
mm/th
Bulan
kering : -
bulan
|
LERENG
Tunggal
: - ganda : -
Bentuk
: - Panjang : -
Arah
: 50 letak : -
|
|||
DRAENASE
Permukaan
:
Kedalaman
air tanah: sumur
Permeabilitas
:
Glei
:
|
||||
Vegetasi
: bukan asli
Dominan
: semak belukar/gulma
Spesialis
: lampesan, rumput teki, orok – orok, bandhotan.
|
||||
BATUAN
Di
permukaan : - % dari penampang
Dilapisan
ke 5: 20% dari penampangan
|
||||
EROSI
Jenis
erosi : geoogi + dipercepat
Tingkatan
: rendah
Usaha
pencegahan : Tidak ada
|
PENGGUNAAN TANAH
Lamanya
:
Tanaman
utama:
|
|||
Kemampuan
wilayah :
Posisi
penampang bagan (gambar) :
U
B T
S
|
Sumber
air : tadah hujan
Pemupukan
: -
Jenis
Pupuk : -
|
|||
Pengamatan Profil Tanah
Nomor lapisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Dalam lapisan
|
0 - 12
cm
|
12 - 25 cm
|
25 - 56 cm
|
56 - 70 cm
|
-
|
Simbol Lapisan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Batas Lapisan
|
Baur
|
Baur
|
Jelas
|
Jelas
|
-
|
Batas Topografi
|
Rata
|
Rata
|
|
Rata
|
-
|
Warna tanah
|
2,5 YR2,5/0
|
10 R 2,5/1
|
7,5 YR 3/2
|
2,5 YR 2,5/4
|
-
|
Tekstur tanah
|
S,l
|
S
|
SI
|
S
|
-
|
Kandungan bahan
kasar (konkresi / hablur / fragmen)
|
Mn, Ca
|
FE,Mn
|
Mn, Ca
|
Mn,B
|
-
|
Struktur tanah
|
Ukuran l,F,Cr
|
Ukuran C
|
Ukuran l,F,sb
|
Ukuran l,M,pl
|
-
|
Konsistensi
|
Agak lekat, sangat gembur, lunak
|
Agak lekat, gembur
|
Agak lekat, sangat teguh, sangat keras
|
Lekat, teguh
|
-
|
Karatan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
pH tanah (lapang)
|
5
|
5
|
6
|
5
|
|
Reaksi
terhadap larutan HCl
|
Tidak Berbuih
|
Berbuih
|
Tidak Berbuih
|
Mengandung Buih
|
-
|
Perakaran
|
Halus
|
-
|
Sedikit
|
-
|
-
|
Epipedon
|
Molic
|
Molic
|
Molic
|
Molic
|
-
|
Horison penciri bawah
|
Cambric
|
Cambric
|
Cambric
|
Cambric
|
-
|
B. Pembahasan
Apabila
kita menggali lubang pada tanah, maka apabila kita perhatikan dengan teliti
pada masiing-masing sisi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah
yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir
berselang-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedangkan di tempat
lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi lapisan bawah
berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, di bagian tengah berwarna merah,
dari lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman. Lapisan-lapisan tersebut
terbentuk karena dua hal, yaitu dengan adanya pengendapan berulang-ulang oleh
genangan air dan karena proses pembentukan tanah. Proses pembentukan
horizon-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah.
Penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah disebut
profil. (Hardjowigeno, 2010).
Profil tanah
merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk
tanah (regolit),yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B-C-R. Empat
lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca
disebut solum tanah, meskipun tanah terdiri dari beberapa horison, namun
bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang
biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal
seperti padi, palawija dan sesayuran yang berperan adalah kedalaman dibawah
20cm (Ali, 2004).
Sifat morfologi tanah adalah sifat – sifat tanah yang
dapat diamati dan dipelajari dilapang, (Sarwono, 2011).
Sifat-sifat tanah yang diamati dalam praktikum ini,
yaitu :
1.
Warna Tanah
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon
dengan warna beragam antara horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian
profil tanah, warna setiap horizon itu haruslah diperi secara lengkap.
(Poerwidodo, 1991)
2. Tekstur
Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah
yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir,
debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari
ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling
besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05-0.002 mm dan liat dengan ukuran
<0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA. (Hanafiah, 2007)
3. Struktur
Tanah
Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan
partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada
partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat. Struktur suatu
horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah,
seperti warna tekstur atau komposisi kimia. (Foth, 1998)
4. Konsistensi
Tanah
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah
yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari
luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel)
dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban
tanah.
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara
kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah
dengan benda lain. (Hardjowigeno, 2010)
Pada
praktikum ini digunakan Larutan HCl yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya kandungan kapur pada tanah, jika tanah berbuih berarti terdapat
kandungan kapur didalam tanah. Sementara Larutan H2O2 digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya kandungan bahan organik pada tanah, jika tanah berbuih
berarti terdapat kandungan bahan organik didalam tanah.
Praktikum
Pengamatan Profil Tanah ini bertempat di Kelurahan/Desa Grendeng, Kecamatan Purwokerto
Utara, Kabupaten/ Kota Banyumas Propinsi
Jawa Tengah. Hasil dari pembuatan profil tanah pada praktikum tanah tersebut
dapat dimasukkan kedalam ordo inceptisol, sub ordo udep, sub group
dystrudeis, group typic dystrudept.
Terdapat
10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975,yaitu: Alfisol,Aridisol,
Entisol, Histosol, Inceptisol, Mollisol, Oxisol, Spodosol, Ultisol, Vertisol. (Hardjowigeno,
2010)
Taksonomi tanah berdasarkan sistem
Dudal-Soepraptohardjo mendasarkan pada penampilan profil tanah dan sejumlah
ciri-ciri fisika dan kimia. Dasar sistem ini adalah dari Rudi Dudal, ahli tanah dari Belgia, yang
dimodifikasi untuk situasi Indonesia oleh M. Soepraptohardjo. Sistem ini
disukai oleh pekerja lapangan pertanian karena mudah untuk diterapkan di
lapangan. Versi aslinya dirilis pada tahun 1957. Modifikasinya dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah pada tahun 1978 dan 1982. Sistem
ini (dan modifikasinya) berlaku khusus untuk Indonesia, dengan mengadopsi
beberapa sistem internasional, khususnya dalam penamaan dan pemberian kriteria
Berikut adalah klasifikasi tanah Indonesia menurut sistem Dudal-Soepraptohardjo
(D-S), diberikan dengan padanannya menurut empat sistem klasifikasi lain.
BAB
IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan
hasil praktikum Pengamatan Profil Tanah yaitu bahwa tanah yang berada di daerah
kampus Fakultas Pertanian Unsoed merupakan tanah Inseptisol.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah. Rajawali : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar