LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA II
(PENETAPAN KADAR AIR TANAH)
Semester :
Genap 2011/2012
Disusun Oleh :
Nama : Kustam
NIM : A1L111053
Rombongan : AGT
par 2
Asisten : Soffa Zukhrofati
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara Edhapologi, pengertian tanah adalah tubuh
alam yang disintesiskan dalam bentuk penampang (ada horizon-horizon), terdiri
dari berbagai hancuran mineral dan bahan organik yang menyelimuti bumi dan
dapat memberi atau menyediakan makanan, air udara bagi tumbuhan.
Tanah mempunyai peranan
penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk
ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan
sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis
tanah membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan
tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung
pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (pedogenesis) maupun kegiatan manusia (metapedogenesis).
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh
masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang
kurang baik.
Berikut ini merupakan kegunaan air bagi pertumbuhan tanaman adalah :
·
Sebagai unsur hara
tanaman
Tanaman
memerlukan air dari tanah dan CO2
dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses
fotosintesis.
·
Sebagai pelarut unsur hara
Unsur
– unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar – akar tanaman dari
larutan tersebut.
·
Sebagai bagian dari
sel sel tanaman
Air merupakan bagian
dari protoplasma
Fungsi
yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air
dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air
yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air
cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah.
B. Tujuan
Menetapkan
kadar air contoh tanah kering udara, kapasitas lapang dan kadar air maksimum
tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan
tanah) atau disebut berdasarkan % berat.
BAB II
METODE KERJA
A. Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Acara
II Penetapan Kadar Air Tanah antara lain : contoh tanah kering
angin, botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga
porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2mm, bak perendam, serbet,
kertas saring, oven, tang penjepit dan eksikator.
B. Prosedur
Kerja
1.
Kadar air tanah kering
angin (udara)
·
Botol timbang dan
penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (= a gram).
·
Botol timbang diisi
dengan tanah vertisol yang berdiameter 2mm, kurang lebih setengahnya, ditutup,
lalu ditimbang kembali (= b gram).
·
Botol timbang yang
berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan
dilakukan pada suhu 105 – 110ºC selam minimal 4 jam.
·
Setelah wakyu
pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang
penjepit.
·
Botol timbang yang
telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu
dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.
·
Setelah itu, botol
timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang
dengan timbangan yang sama (= c gram).
Perhitungan :
Ket : (b – c ) = massa air , (c – a ) = massa tanah
kering mutlak (massa padatan)
2.
Kadar air Kapasitas
Lapang (metode pendekatan).
·
Keranjang kuningan
dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang (= a gram).
·
Keranjang kuningan yang
telah ditimbang diletakkan didalam bejana seng.
·
Tanah Vertisol Ø 2mm
dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas)
secara merata tanpa ditekan.
·
Diteteskan air sebanyak
2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa bersinggungan
(1 titik = 0,67 ml), kemudian bejana seng ditutup, ditempatkan ditempat yang
teduh dan dibiarkan selama 15 menit.
·
Keranjang kuningan
dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3
gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (= b gram).
Perhitungan :
Kapasitas
Lapang =
3.
Kadar air maksimum
tanah
·
Cawan tembaga porus dan
petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya.
·
Pada dasar cawan
tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan botol
semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam
petridis kemudian ditimbang (= a gram).
·
Cawan tembaga porus
dikeluarkan dari petridis, di isi dengan tanah vertisol (Ø 0,5 mm) kurang lebih
1/3-nya, Cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata, Contoh
tanah halus ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga
porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan dengan colet.
·
Cawan tembaga porus direndam dalam bak
perendam dengan ditumpu batu dibawahnayaagar air bebas masuk ke dalam cawan
tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12-16 jam.
·
Setelah waktu
perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan
tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap),
dimasukkan ke dalam cawan petridis yang digunakan pada waktu penimbangan
pertama,lalu ditimbang (= b gram).
·
Cawan tembaga porus
dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 - 110ºC.
·
Setelah waktu
pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam
eksikator selama 15 menit. Setelah itu kemudian diambil dengan tang penjepit
kemudian ditimbang beratnya (= c gram).
·
Tanah yang ada di
dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan dengan kuas,
dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (= d gram).
Perhitungan :
Kadar
air maksimum =
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Contoh Tanah Ultisol
1. Tanah kering udara
Tabel hasil
pengamatan
Ulangan
|
Botol timbang kosong
(a) gram
|
a + Contoh tanah (b)
gram
|
b Setelah Dioven
(c) gram
|
Kadar air (%)
|
1
|
22,5581
|
31,1264
|
30.2893
|
10,8 %
|
2
|
24,9523
|
33,4608
|
32,6242
|
10,9 %
|
Rata-rata
|
10,85 %
|
Perhitungan
dalam penetapan kadar air pada tanah kering udara menggunakan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
a = Botol
Timbang Kosong per gram
b = a + Contoh
Tanah per gram
c = b Setelah Dioven per gram
2. Penetapan
kadar air pada kapasitas lapang
Tabel
hasil pengamatan
Ulangan
|
Keranjang kuning
kosong (a) gram
|
a + Gumpalan tanah
basah (b) gram
|
Kadar air (%)
|
1
|
31,4141
|
39,3454
|
35,85 %
|
2
|
30,0923
|
38,7330
|
33,85 %
|
Rata-rata
|
34,85 %
|
Perhitungan dalam penetapan kadar air pada tanah kapasitas
lapang menggunakan rumus sebagai berikut :
Kapasitas Lapang =
Keterangan :
a = Keranjang kuning
kosong per gram
b = a + Gumpalan
tanah basah
3. Penetapan
kadar air maksimum
Tabel hasil pengamatan
Ulangan
|
Cawan
+ kertas saring jenuh + petridish (a) gram
|
(a)
+ tanah basah jenuh air (b) gram
|
(b)
setelah dioven 24 jam (c) gram
|
Petridish
+ cawan + kertas saring setelah dioven (d) gram
|
Kadar
air maksimum (%)
|
1
|
74,8766
|
128,1864
|
103,0987
|
74,0587
|
83,5 %
|
2
|
66,4480
|
114,1422
|
91,4877
|
65,5254
|
83,7 %
|
Rata – rata
|
83,6 %
|
Perhitungan dalam penetapan kadar air maksimum menggunakan
rumus sebagai berikut :
KA
=
Keterangan :
a = Cawan +
kertas saring jenuh + petridish
b = a + Tanah
basah jenuh air
c = b + Setelah dioven 24 jam
d = Petridish +
cawan + kertas saring setelah dioven
B. Pembahasan
Berdasarkan gaya yang
bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah
dibagi menjadi air grafitasi, air kapiler dan air higroskopis.
1. Air
Higroskopis
Air higroskopis adalah adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga
tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi
antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan
butir-butir tanah. (Hardjowigeno, 1992)
2. Air
Kapiler
Air kapiler adalah
bagian air tanah yang ditahan oleh tanah, yang terletak diantara kapasitas lapang
dan koefisien higroskopis. Air kapiler ini mengisi pori-pori tanah. Air kapiler
dapat berasal dari hasil infiltrasi air dari permukaan tanah kemudian meresap
kedalam tanah dan tertahan diatara butir tanah karena pengaruhgayakapiler tanah
atau bisa juga berasal dari air dalam tanah (dari zona jenuh) yang naik ke atas
melalui pori-pori tanah akibat pengaruhgayakapiler tanah. Besarnya air kapiler dalam tanah akan sangat
tergantung pada sifat fisik tanah. (Hasan, 2011)
Air kapiler dibedakan menjadi:
a. Kapasitas
lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun
semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah
hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jamsehingga air gravitasi sudah turun
semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah mengandung air yang optimum
bagi tanaman,karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi
air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau
pada pF 2,54.
b. Titik
layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman
tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan
mak tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15
atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.
3. Air
Gravitasi
Air
gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan
mengalir secara bebas karena pengaruhgayagravitasi.Jumlah air yang ditahan oleh
tanah setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya
tekanan sekitar 1/3 atmosfer. (Hasan, 2011)
Berdasarkan data yang kami peroleh pada percobaan
Tanah Kering Udara pada tanah Ultisol
mempunyai kadar air tanah kering udara berturut-turut pada ulangan I, dan II
adalah 10,8 %
dan 10,9 %.
Kadar air tanah dipengaruhi oleh
kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik
tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka
kadar air juga semakin tinggi (Hanafiah, 2007)
Kapasitas Lapang adalah keadaan
tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat
ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh
tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap
sehingga tanah makin lama semakin kering. Dilihat
dari table pengamatan
bahwa kandungan kadar air pada tanah vertisol kapasitas lapang
rata-ratanya yaitu %.
Berdasarkan percobaan yang ketiga yaitu kadar air
maksimum pada tanah andisol dapat diperoleh data yaitu pada KAM-1 sebesar %, KAM-2 sebesar % .
Kadar
air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel
tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986).
Kadar air tanah dapat digunakan
untuk menghitung parameter sifat-sifat tanah.Humus merupakan bahan organik
tanah yang sudah mengalami prubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah.
Sumber bahan organik tanah adalah hasil fotosintesis, yaitu bagian atas tanaman
seperti daun, duri, serta tanaman lainnnya.
Jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada diktat pada hal
5:
1.
Air higroskopis adalah air yang
diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Air kapiler
merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang
lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat
ditahan oleh tanah, karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi.
2.
Diketahui
kadar air tanah kering udara = 25 % ; bobot tanah kering mutlak 24 gram, maka bobot tanah kering
udara adalah
Ka =
Ka =
Ka = 104,16%
3. Ketersediaan
air dalam tanah dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
a) Banyaknya curah hujan atau air irigasi
b)
Kemampuan
tanah menahan air
c)
Besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi)
d) Tingginya muka air tanah
e) Kadar bahan organik tanah
f) Kenyawa kimiawi atau kandungan garam-garam
g) Kedalaman solum tanah atau lapisan tanah
(Hardjowigeno, 2010)
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpuan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dan bardasankan
literatur, Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung
dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.Tinggi
rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-pori
total pada setiap jenis tanah berbeda. Tinggi rendahnya kadar air maksimum
tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang
berbeda pula tergantung jenis tanah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Foth,
Henry. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Tanah.
Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA : Lampung.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar
ILmu Tanah. Jakarta :Rajawali Press
Hardjowigeno, Sarwono.
2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika
Pressindo : Jakarta.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA II
(PENETAPAN KADAR AIR TANAH)
Semester :
Genap 2011/2012
Disusun Oleh :
Nama : Kustam
NIM : A1L111053
Rombongan : AGT
par 2
Asisten : Soffa Zukhrofati
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara Edhapologi, pengertian tanah adalah tubuh
alam yang disintesiskan dalam bentuk penampang (ada horizon-horizon), terdiri
dari berbagai hancuran mineral dan bahan organik yang menyelimuti bumi dan
dapat memberi atau menyediakan makanan, air udara bagi tumbuhan.
Tanah mempunyai peranan
penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk
ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan
sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis
tanah membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan
tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung
pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (pedogenesis) maupun kegiatan manusia (metapedogenesis).
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh
masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang
kurang baik.
Berikut ini merupakan kegunaan air bagi pertumbuhan tanaman adalah :
·
Sebagai unsur hara
tanaman
Tanaman
memerlukan air dari tanah dan CO2
dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses
fotosintesis.
·
Sebagai pelarut unsur hara
Unsur
– unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar – akar tanaman dari
larutan tersebut.
·
Sebagai bagian dari
sel sel tanaman
Air merupakan bagian
dari protoplasma
Fungsi
yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air
dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air
yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air
cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah.
B. Tujuan
Menetapkan
kadar air contoh tanah kering udara, kapasitas lapang dan kadar air maksimum
tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan
tanah) atau disebut berdasarkan % berat.
BAB II
METODE KERJA
A. Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Acara
II Penetapan Kadar Air Tanah antara lain : contoh tanah kering
angin, botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga
porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2mm, bak perendam, serbet,
kertas saring, oven, tang penjepit dan eksikator.
B. Prosedur
Kerja
1.
Kadar air tanah kering
angin (udara)
·
Botol timbang dan
penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (= a gram).
·
Botol timbang diisi
dengan tanah vertisol yang berdiameter 2mm, kurang lebih setengahnya, ditutup,
lalu ditimbang kembali (= b gram).
·
Botol timbang yang
berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan
dilakukan pada suhu 105 – 110ºC selam minimal 4 jam.
·
Setelah wakyu
pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang
penjepit.
·
Botol timbang yang
telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu
dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.
·
Setelah itu, botol
timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang
dengan timbangan yang sama (= c gram).
Perhitungan :
Ket : (b – c ) = massa air , (c – a ) = massa tanah
kering mutlak (massa padatan)
2.
Kadar air Kapasitas
Lapang (metode pendekatan).
·
Keranjang kuningan
dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang (= a gram).
·
Keranjang kuningan yang
telah ditimbang diletakkan didalam bejana seng.
·
Tanah Vertisol Ø 2mm
dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas)
secara merata tanpa ditekan.
·
Diteteskan air sebanyak
2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa bersinggungan
(1 titik = 0,67 ml), kemudian bejana seng ditutup, ditempatkan ditempat yang
teduh dan dibiarkan selama 15 menit.
·
Keranjang kuningan
dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3
gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (= b gram).
Perhitungan :
Kapasitas
Lapang =
3.
Kadar air maksimum
tanah
·
Cawan tembaga porus dan
petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya.
·
Pada dasar cawan
tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan botol
semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam
petridis kemudian ditimbang (= a gram).
·
Cawan tembaga porus
dikeluarkan dari petridis, di isi dengan tanah vertisol (Ø 0,5 mm) kurang lebih
1/3-nya, Cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata, Contoh
tanah halus ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga
porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan dengan colet.
·
Cawan tembaga porus direndam dalam bak
perendam dengan ditumpu batu dibawahnayaagar air bebas masuk ke dalam cawan
tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12-16 jam.
·
Setelah waktu
perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan
tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap),
dimasukkan ke dalam cawan petridis yang digunakan pada waktu penimbangan
pertama,lalu ditimbang (= b gram).
·
Cawan tembaga porus
dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 - 110ºC.
·
Setelah waktu
pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam
eksikator selama 15 menit. Setelah itu kemudian diambil dengan tang penjepit
kemudian ditimbang beratnya (= c gram).
·
Tanah yang ada di
dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan dengan kuas,
dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (= d gram).
Perhitungan :
Kadar
air maksimum =
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Contoh Tanah Ultisol
1. Tanah kering udara
Tabel hasil
pengamatan
Ulangan
|
Botol timbang kosong
(a) gram
|
a + Contoh tanah (b)
gram
|
b Setelah Dioven
(c) gram
|
Kadar air (%)
|
1
|
22,5581
|
31,1264
|
30.2893
|
10,8 %
|
2
|
24,9523
|
33,4608
|
32,6242
|
10,9 %
|
Rata-rata
|
10,85 %
|
Perhitungan
dalam penetapan kadar air pada tanah kering udara menggunakan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
a = Botol
Timbang Kosong per gram
b = a + Contoh
Tanah per gram
c = b Setelah Dioven per gram
2. Penetapan
kadar air pada kapasitas lapang
Tabel
hasil pengamatan
Ulangan
|
Keranjang kuning
kosong (a) gram
|
a + Gumpalan tanah
basah (b) gram
|
Kadar air (%)
|
1
|
31,4141
|
39,3454
|
35,85 %
|
2
|
30,0923
|
38,7330
|
33,85 %
|
Rata-rata
|
34,85 %
|
Perhitungan dalam penetapan kadar air pada tanah kapasitas
lapang menggunakan rumus sebagai berikut :
Kapasitas Lapang =
Keterangan :
a = Keranjang kuning
kosong per gram
b = a + Gumpalan
tanah basah
3. Penetapan
kadar air maksimum
Tabel hasil pengamatan
Ulangan
|
Cawan
+ kertas saring jenuh + petridish (a) gram
|
(a)
+ tanah basah jenuh air (b) gram
|
(b)
setelah dioven 24 jam (c) gram
|
Petridish
+ cawan + kertas saring setelah dioven (d) gram
|
Kadar
air maksimum (%)
|
1
|
74,8766
|
128,1864
|
103,0987
|
74,0587
|
83,5 %
|
2
|
66,4480
|
114,1422
|
91,4877
|
65,5254
|
83,7 %
|
Rata – rata
|
83,6 %
|
Perhitungan dalam penetapan kadar air maksimum menggunakan
rumus sebagai berikut :
KA
=
Keterangan :
a = Cawan +
kertas saring jenuh + petridish
b = a + Tanah
basah jenuh air
c = b + Setelah dioven 24 jam
d = Petridish +
cawan + kertas saring setelah dioven
B. Pembahasan
Berdasarkan gaya yang
bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah
dibagi menjadi air grafitasi, air kapiler dan air higroskopis.
1. Air
Higroskopis
Air higroskopis adalah adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga
tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi
antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan
butir-butir tanah. (Hardjowigeno, 1992)
2. Air
Kapiler
Air kapiler adalah
bagian air tanah yang ditahan oleh tanah, yang terletak diantara kapasitas lapang
dan koefisien higroskopis. Air kapiler ini mengisi pori-pori tanah. Air kapiler
dapat berasal dari hasil infiltrasi air dari permukaan tanah kemudian meresap
kedalam tanah dan tertahan diatara butir tanah karena pengaruhgayakapiler tanah
atau bisa juga berasal dari air dalam tanah (dari zona jenuh) yang naik ke atas
melalui pori-pori tanah akibat pengaruhgayakapiler tanah. Besarnya air kapiler dalam tanah akan sangat
tergantung pada sifat fisik tanah. (Hasan, 2011)
Air kapiler dibedakan menjadi:
a. Kapasitas
lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun
semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah
hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jamsehingga air gravitasi sudah turun
semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah mengandung air yang optimum
bagi tanaman,karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi
air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau
pada pF 2,54.
b. Titik
layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman
tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan
mak tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15
atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.
3. Air
Gravitasi
Air
gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan
mengalir secara bebas karena pengaruhgayagravitasi.Jumlah air yang ditahan oleh
tanah setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya
tekanan sekitar 1/3 atmosfer. (Hasan, 2011)
Berdasarkan data yang kami peroleh pada percobaan
Tanah Kering Udara pada tanah Ultisol
mempunyai kadar air tanah kering udara berturut-turut pada ulangan I, dan II
adalah 10,8 %
dan 10,9 %.
Kadar air tanah dipengaruhi oleh
kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik
tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka
kadar air juga semakin tinggi (Hanafiah, 2007)
Kapasitas Lapang adalah keadaan
tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat
ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh
tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap
sehingga tanah makin lama semakin kering. Dilihat
dari table pengamatan
bahwa kandungan kadar air pada tanah vertisol kapasitas lapang
rata-ratanya yaitu %.
Berdasarkan percobaan yang ketiga yaitu kadar air
maksimum pada tanah andisol dapat diperoleh data yaitu pada KAM-1 sebesar %, KAM-2 sebesar % .
Kadar
air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel
tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986).
Kadar air tanah dapat digunakan
untuk menghitung parameter sifat-sifat tanah.Humus merupakan bahan organik
tanah yang sudah mengalami prubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah.
Sumber bahan organik tanah adalah hasil fotosintesis, yaitu bagian atas tanaman
seperti daun, duri, serta tanaman lainnnya.
Jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada diktat pada hal
5:
1.
Air higroskopis adalah air yang
diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Air kapiler
merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang
lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat
ditahan oleh tanah, karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi.
2.
Diketahui
kadar air tanah kering udara = 25 % ; bobot tanah kering mutlak 24 gram, maka bobot tanah kering
udara adalah
Ka =
Ka =
Ka = 104,16%
3. Ketersediaan
air dalam tanah dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
a) Banyaknya curah hujan atau air irigasi
b)
Kemampuan
tanah menahan air
c)
Besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi)
d) Tingginya muka air tanah
e) Kadar bahan organik tanah
f) Kenyawa kimiawi atau kandungan garam-garam
g) Kedalaman solum tanah atau lapisan tanah
(Hardjowigeno, 2010)
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpuan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dan bardasankan
literatur, Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung
dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.Tinggi
rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-pori
total pada setiap jenis tanah berbeda. Tinggi rendahnya kadar air maksimum
tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang
berbeda pula tergantung jenis tanah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Foth,
Henry. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Tanah.
Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA : Lampung.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar
ILmu Tanah. Jakarta :Rajawali Press
Hardjowigeno, Sarwono.
2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika
Pressindo : Jakarta.