Smangat
Laporan praktikum sosper
By blog: Yosifa
Kita ambil manfaatnya saja, karena materi ini sangat berguna dan mendukung kita untuk belajar demi meraih semoga sukses untuk kita semua "Amin"
1.1 Deskripsi keluarga petani
petani yang kami wawancarai bernama pak Samar, usia 61 tahun. Pendidikan formal tertinggi sekolah dasar (SD). Pekerjaan utama pak Samar adalah petani dan beliau tidak memiliki pekerjaan sampingan. Pak Samar bekerja menjadi petani sejak beliau masih muda karena orangtuanya juga bekerja sebagai petani. Jumlah anggota keluarga pak Samar berjumlah 5 orang, terdiri dari pak Samar (kepala keluarga), istri dan 3 orang anak. Ketiga orang anak pak Samar bekerja wirausaha dengan membuka bengkel di rumahnya. Keluarga pak Samar bertempat tinggal di RT 14 Dusun Ngrangin, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Pak Samar memiliki lahan sawah sewa seluas 9 ha dengan harga sewa per tahun sebesar Rp 8.000.000,00/ha. Selain itu, pak Samar juga memiliki lahan tegal seluas 0,25 ha yang merupakan warisan dari orangtua.
1.2 Status sosial ekonomi keluarga petani
Keluarga pak Samar merupakan keluarga sederhana yang tinggal di sebuah rumah berukuran 6 x 13 m2. Kondisi rumah keluarga pak Samar cukup bagus dengan dinding tembok dan lantai keramik serta genteng tanah liat. Alat komunikasi yang dimiliki keluarga pak Samar adalah satu unit televisi. Status sosial keluarga pak Samar menurut Tjondronegoro (2001) termasuk status sosial yang paling bawah karena pekerjaan utama pak Samar adalah petani penggarap sawah dan buruh tani.
Menurut Sadikin dan Samandawai (2007) posisi pemilik tanah, terutama pemilik tanah luas, masih sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi padi, karena pemilik tanah merupakan penguasa faktor produksi (tanah), tempat bergantungnya buruh tani. Namun demikian, pemilik tanah cukup sadar bahwa dia membutuhkan buruh tani, seperti halnya buruh tani memerlukan lapangan pekerjaan.
1.3 Kebudayaan petani
Pak Samar melakukan kegiatan bercocok tanam di sawah dan di ladang dengan komoditi yang ditanam antara lain padi, jagung, ubi dan singkong. Pak Samar tidak pernah bercocok tanam dengan komoditi sayur dan buah-buahan. Hal ini dikarenakan kondisi topografi di lahan pak Samar yang merupakan dataran rendah dengan suhu udara yang cukup tinggi sehingga tidak memungkinkan untuk ditanami komoditi sayur dan buah-buahan. Oleh karena itu, pak Samar memilih komoditi pertanian berupa tanaman yang sesuai untuk ditanam di tempat bersuhu rendah. Pengolahan tanah sebelum ditanami menggunakan mesin traktor dan tenaga hewan (sapi). Teknik menggunakan mesin traktor dan tenaga sapi dilakukan secara bergantian sesuai kebutuhan. Jarak tanam padi yang diterapkan pak Samar yaitu seluas 20 x 20 cm. Sedangkan jarak tanam jagung yaitu seluas 30 x 70 cm. Untuk pemupukan, pak Samar menggunakan pupuk organik berupa pupuk kandang dan pupuk anorganik kimia berupa pupuk urea dan pupuk ZA. Pupuk urea yang digunakan sebesar 40 kg, pupuk ZA sebesar 20 kg. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan tenaga manusia.
Cara bercocok tanam padi :
Adapun komoditi yang ditanam dalam satu tahun di lahan yang digarap pak Samar sebagai berikut.
Komoditi yang ditanam pada lahan sawah:
Bulan ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
Komoditas
|
Padi
|
Jagung
|
Padi
|
Jagung
|
Komoditi yang ditanam pada lahan tegal:
Bulan ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
Komoditas
|
Ubi
|
Singkong
|
Ubi
|
Singkong
|
Pak Samar memilih komoditas seperti tercantum dalam tabel di atas dengan pertimbangan lokasi lahan yang berada di daerah dataran rendah yang mendapat banyak sinar matahari.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Purwono dan Hartono (2005) yang menyatakan bahwa tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Intensitas matahari sangat penting bagi tanaman, terutama dalam masa pertumbuhan. Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar matahari langsung. Dengan demikian, hasil yang diperoleh akan maksimal. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat. Produksi biji yang dihasilkan pun kurang baik, bahkan tidak dapat terbentuk buah.
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain jenis andosol (berasal dari gunung berapi), latosol dan grumosol. Pada tanah bertekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik, tetapi perlu pengolahan secara baik serta aerasi dan drainase yang baik. Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (latosol) merupakan jenis tanah terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman jagung akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur, gembur, dan kaya humus.
Kemiringan tanah yang optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%. Hal ini dikarenakan kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Pada daerah dengan tingkat kemiringan 5-8% sebaiknya dilakukan pembuatan teras. Tanah dengan kemiringan lebih dari 8% kurang sesuai untuk tanaman jagung.
Begitu pula dengan tanaman ubi jalar. Menurut Rukmana (2000), syarat tumbuh ubi jalar yaitu dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl). Di dataran tinggi (pegunungan) berketinggian 1000 m dpl, ubi jalar masih dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya rendah.
Pengandalian hama dan penyakit tanaman yang diterapkan pak Samar adalah dengan menggunakan pestisida kimia, yaitu perstisida Desis.
1.4 Perubahan sosial budaya petani terkait cara bercocok tanam
Pada saat awal bekerja sebagai petani yaitu sekitar tahun 1960, pak Samar mengolah lahan pertaniannya menggunakan tenaga hewan karena memang pada saat itu penggunaan alat dan mesin pertanian yang canggih belum begitu banyak diterapkan dan kebutuhan masyarakat akan komoditas pertanian juga belum terlalu tinggi. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, kini pak Samar telah menggunakan mesin-mesin canggih untuk mengolah tanah, misalnya mesin traktor untuk membajak sawah.
Menurut Anonymousa (2012), alat dan mesin pertanian memiliki berbagai peranan dalam usaha pertanian, antara lain:
- Menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja
- Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun
- Meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat
- Meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin
- Meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas kerja
- Mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia
- Memberikan peran dalam pertumbuhan di sektor non pertanian
Sebagai contoh, pekerjaan pengolahan tanah sawahbila menggunakan tenaga manusia diperlukan 50 hari kerja per hektar. Bila dibajak dengan kerbau, membutuhkan 25 hari kerja per hektar. Sedangkan jika dikerjakan dengan traktor roda dua, cukup 10 jam per hektar.
1.5 Lembaga yang berkaitan dengan pengadaan sarana produksi, tenaga kerja dan pemasaran hasil usaha petani sampel
Dalam melakukan kegiatan pertanian, pak Samar memperoleh bibit dari hasil panen sebelumnya. Pupuk kimia diperoleh dengan cara membeli dari lembaga pertanian yang ada di Dusun Ngrangin. Sedangkan pupuk organik diperoleh dengan cara membeli dari petani pemilik lahan. Tenaga kerja yang bekerja diperoleh secara sukarela yaitu dari tetangga sekitar rumah yang bersedia membantu melakukan kegiatan pertanian. Tenaga kerja tersebut diberi upah harian sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaan yang dilakukan masing-masing tenaga kerja. Hasil panen dari lahan yang digarap oleh pak Samar sebagian kecil dikonsumsi keluarga sendiri dan sebagian besar dijual. Adapun pembeli komoditi pertanian pak Samar adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Pakis. Pedagang akan mendatangi pak Samar untuk membeli komoditi pertanian. Komoditi beras dijual seharga Rp 185.000,00 per kwintal.
Kesimpulan
Pak Samar adalah seorang petani penggarap lahan yang bekerja pada suatu lahan sewa seluas 9 hektar dan lahan tegal warisan seluas 0,25 hektar. Status sosial pak Samar tergolong kalangan bawah karena beliau merupakan petani penggarap lahan sawah dan petani buruh. Pak Samar tergolong petani maju karena beliau telah melakukan pengolahan lahan menggunakan alat dan mesin pertanian modern yang canggih dan menggunakan pestisida sintesis yang penggunannya telah disesuaikan dengan kondisi tanaman dan lingkungan sekitar. Komoditi pertanian yang ditanam pak Samar antara lain padi, jagung, ubi jalar dan singkong. Komoditas padi dan jagung ditanam di lahan sawah, sedangkan ubi jalar dan singkong ditanam di lahan tegal. Pergiliran tanaman yang dilakukan pak Samar berdasarkan musim dan kondisi cuaca pada saat itu. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca dan lingkungan berdampak langsung pada tanaman budidaya. Alasan pemilihan komoditas padi, jagung, ubi jalar dan singkong adalah keadaan lingkungan tempat sawah dan tegal yang digarap pak Samar merupakan daerah dataran rendah yang mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Kondisi ini sangat sesuai untuk komoditas pertanian yang ditanam pak Samar. Hasil panen sebagian kecil dikonsumsi keluarga dan sebagian besar dijual ke pedagang di pasar tradisional Pakis.
Purwono; Hartono, Rudi. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya: Bogor
Rukmana, Rahmat. 2000. Ubi Jalar: Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius: Yogyakarta
Sadikin; Samandawai, Sofwan. 2007. Konflik Keseharian di Pedesaan Jawa. Yayasan Akatiga: Bandung
Sediono M.P. Tjondronegoro. 2001. Jurnal Analisis Sosial: Sumber Daya Agraria